Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Persaingan di industri media membuat PT Mahaka Media Tbk harus memutar otak agar kinerja terdongkrak. Salah satu yang akan dilakukan perusahaan ang yang digawangi Erick Thohir ini adalah memperbesar lini bisnis digital.
Adrian Syarkawie, Direktur Utama Mahaka Media menilai, perkembangan bisnis media digital tumbuh lebih pesat ketimbang media konvensional. Oleh karena itu, perusahaan yang sahamnya tercatat dengan kode ABBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Bahkan, menurut Adrian, telah terjadi pergeseran dari cetak menuju era digital. Rata-rata, pertumbuhan bisnis digital per tahun ditaksir mencapai 60% hingga 70%. Sedangkan media cetak cenderung stagnan. "Kami ingin agar bisnis digital yang kami miliki bisa berkontribusi terhadap pendapatan," ujar Adrian, Jumat (28/6).
Adrian menargetkan, bisnis digital ABBA akan memberikan kontribusi sebesar 10%-15% terhadap total pendapatan yang ditargetkan tahun ini.
Hingga pengujung tahun 2013, manajemen Mahaka Media mengestimasi bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 308 miliar. Maka, dari bisnis digital diharapkan bisa menyumbang sekitar Rp 30,8 miliar hingga Rp 46,2 miliar.
Mengutip laporan keuangan ABBA per akhir 2012, belum terlihat pos pendapatan dari bisnis digital. Namun, di kuartal I-2013, ada pos pendapatan lain-lain yang di dalamnya termasuk bisnis digital senilai Rp 684,03 juta.
Demi mencapai target yang telah dibuat, ABBA telah menyiapkan strategi. Salah satunya memperbesar situs berita dan jaringan radio yang tergabung dalam Grup Mahaka Media.
Media cetak tetap eksis
Situs berita yang dimaksud adalah Republika Online (ROL). Sedangkan jaringan radio yang dinilai bisa menghasilkan fulus antara lain Gen FM dan Jak FM yang dikembangkan lewat aplikasi streaming.
Tambahan informasi, beberapa saluran radio lain milik Mahaka Media adalah Female Radio, Delta FM, dan Prambors. Selain penyiaran radio, ABBA juga memiliki frekuensi televisi bernama Jak TV dan Alif TV.
Kendati ABBA akan gencar mengembangkan bisnis digital, namun media cetak masih menjadi lokomotif pertumbuhan terbesar, terutama pendapatan dari iklan. Tetapi, profit margin bisnis penyiaran dan digital dinilai lebih tinggi dibanding media cetak.
"Apalagi, sekarang (kurs) rupiah tidak stabil dan memengaruhi harga kertas," tutur Adrian. Jadi, lanjut dia, bisnis digital dan penyiaran menjadi pilihan Mahaka Media untuk mempertebal kantong.
Setiap tahun, bisnis penyiaran Mahaka bertumbuh sekitar10%-15%. Direktur Produk dan Pengembangan Kreatif Mahaka Media Ahmad Aditya, menambahkan, saat ini, perusahaan sedang menggodok produk acara baru untuk memperkuat segmentasi pasar kaum muslim dan kaum muda, terutama di media penyiaran.
"Kami perkirakan, (produk baru) sudah bisa diluncurkan sehabis lebaran," katanya tanpa mau merinci lebih lanjut. Ia hanya bilang pengembangan produk baru ini akan lebih bersahabat dan mudah dicerna untuk segmen yang dibidik tersebut.
Selain produk baru, jaringan televisi dan radio juga akan memperkuat konten agar sesuai dengan segmen pasar yang dibidik. Hingga kuartal pertama 2013, pendapatan ABBA tercatat sebesar Rp 55,18 miliar. Angka ini turun titips jika dibandingkan dengan pendapatan pada Maret 2012 yang mencapai Rp 59,16 miliar. Namun, laba bersih kuartal I lalu terangkat 25,49% menjadi Rp 670,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News