Reporter: Revita Rita Rani | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Agar kinerja bisnis tak mengecewakan, produsen kosmetik PT Mandom Indonesia Tbk memproduksi aerosol lewat perusahaan lain. Sejak Oktober 2015, Mandom memproduksi aerosol lewat perusahaan mitra karena pabrik aerosol milik Mandom tak bisa beroperasi karena peristiwa kebakaran Juli lalu.
Corporate Secretary PT Mandom Indonesia Tbk Alia Dewi mengatakan, keputusan memproduksi aerosol di mitra dilakukan sembari menunggu renovasi pabrik selesai. Perlu diketahui, aerosol adalah bahan baku wangi-wangian termasuk deodorant spray.
"Sebenarnya kami masih mencatat penurunan produksi, tapi kami berusaha penuhi permintaan," kata Dewi kepada KONTAN, Jumat (28/11).
Sayang, Alia enggan menyebut nama perusahaan yang memproduksi aerosol tersebut. Yang jelas, sebelumnya emiten berkode saham TCID ini telah menjajaki produksi aerosol lewat lima perusahaan lokal dan satu perusahaan asing di luar negeri.
Meski kini telah mendapatkan mitra, manajemen Mandom memastikan, volume produksi deodorant spray mereka tetap turun. "Sampai saat ini masih ada penurunan produksi," kata Alia tanpa menyebutkan volumenya.
Mandom Indonesia adalah anak usaha Mandom Corporation, Jepang yang memiliki bisnis serupa di di Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, India, Vietnam, Taiwan, dan Korea.
Penggunaan bahan baku Mandom, termasuk aerosol dan kemasan, sampai kuartal III-2015 turun 26% menjadi Rp 609,8 miliar ketimbang periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 823,6 miliar.
Karena penggunaan bahan baku turun, otomatis berpengaruh kepada penjualan produk Mandom. Namun Alia memastikan penurunan penggunaan bahan baku itu tak berpengaruh banyak ke penjualan sampai kuartal III-2015. Sampai September 2015, penjualan Mandom tercatat sebesar Rp 1,65 triliun, atau turun 5,95% ketimbang penjualan periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 1,76 triliun.
Porsi penjualan terbesar berasal dari produk perawatan rambut sebesar Rp 631 miliar, setelah itu dari usaha perawatan kulit dan rias, Rp 584 miliar, dan terakhir dari usaha wangi-wangian (aerosol) senilai Rp 412 miliar. Khusus wangi-wangian, Mandom melaporkan penurunan penjualan 17,2% ketimbang periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 498 miliar.
Merujuk berita KONTAN sebelumnya, dampak kebakaran pabrik mengakibatkan Mandom rugi Rp 89,762 miliar. Meski pabrik yang terbakar belum beroperasi normal, manajemen Mandom tetap mematok pertumbuhan penjualan tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News