Reporter: Muhammad Julian | Editor: Dadan M. Ramdan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inalum Operating diwacanakan menjadi perusahaan terbuka. Rencananya, initial public offering (IPO) bakal direalisasi pada akhir tahun 2022. Tapi, bila pemisahan Inalum Operating dari MIND ID yang dilakukan dalam rangka pemisahaan fungsi strategic dan operating (reorganisasi) MIND ID berhasil diselesaikan tahun ini atau awal tahun depan.
Niatan ini disampaikan oleh Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR, Senin (27/9) lalu. “Kalau proses pemisahan ini bisa terlaksana di tahun ini atau awal tahun depan, diharapkan IPO bisa terlaksana di akhir tahun 2022,” ujar Orias dalam RDP yang disiarkan virtual (27/9).
Saat tulisan ini dibuat, belum ketahuan informasi mengenai berapa porsi saham yang ingin dilepas dalam rencana IPO Inalum Operating, target dana segar, maupun detil rencana penggunaan dana IPO Inalum kelak. Namun, berdasarkan berkas materi paparan RDP MIND ID dengan Komisi VII DPR RI yang Kontan.co.id peroleh, pihak MIND ID menyebutkan secara tertulis bahwa dana IPO Inalum Operating bakal digunakan untuk mengembangkan industri hilir aluminium Indonesia.
Dalam RDP, Orias menyampaikan bahwa dana hasil IPO Inalum Operating akan dialokasikan untuk Inalum. Adapun penggunaannya untuk meningkatkan kapasitas produksi Inalum. “Yang akan dilakukan adalah peningkatan kapasitas dari Inalum, termasuk Inalum juga akan mengambil bauksit, supaya terintegrasi dari bauksit sampai alumunium itu terintegrasi di dalam satu perusahaan. Itu rencana-rencana besar yang akan dilakukan, dan tentu proyek-proyek itu akan dibiayai oleh Inalum Operating,” ujar Orias.
Pengamat BUMN,Toto Pranoto berpendapat, langkah IPO bakal berdampak positif bagi Inalum. Menurutnya, status sebagai perusahaan terbuka bakal memacu Inalum untuk mengejar peningkatan kinerja demi memenuhi ekspektasi investor. “Dana hasil IPO juga bisa digunakan untuk pengembangan kapasitas Inalum,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/9).
Toto juga melihat rencana pemisahan fungsi operating dan strategic sebagai hal yang positif. “Menurut saya ini rencana bagus. MIND ID akan menjadi strategic holding yang non operating, sehingga dapat fokus pada fungsi strategic guidance. Fungsi ini termasuk memberi arah target atau sasaran holding jangka panjang, fokus pengembangan bisnis baru, dan juga alternatif strategic financing untuk anggota group holding,” terang Toto.
Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat menilai bahwa rencana IPO Inalum Operating berada pada momentum yang tepat. Menurut dia, program pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia bakal memberi sentimen positif bagi Inalum di pasar modal. Sebab, sebagaimana halnya nikel, aluminium juga merupakan komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik. Sentimen ini juga bersifat jangka panjang, sehingga masih akan berdampak positif terhadap IPO Inalum.
“Momentumnya lagi tepat karena kita lagi ada hilirisasi industri besar-besaran, menyongsong masa depan mobil listrik dan lain-lain,” kata Teguh yang juga sekaligus Direktur Avere Investama, saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/9).
Teguh menilai bahwa langkah IPO ini bakal berdampak positif terhadap kinerja Inalum apabila dana hasil IPO dipergunakan untuk pengembangan produk jadi atau produk hilir aluminium siap pakai. Pasalnya, dengan nilai tambah yang ada pada produk hilir aluminium, nilai jual produk aluminium Inalum bisa naik hingga berkali-kali lipat.
Rencana-rencana yang demikian jika memang ada, menurut Teguh, perlu dibunyikan ke publik melalui media ataupun saluran-saluran komunikasi lainnya untuk memacu minat calon investor atas saham Inalum yang dilepas ke publik. Jika rencana-rencana pengembangan hilir ini memang ada dan dapat disampaikan dengan baik ke publik/investor pasar modal, Teguh optimistis IPO Inalum bisa menghimpun dana sekitar Rp 5 triliun atau lebih dengan asumsi pelepasan porsi saham sebesar 20%-25% ke pasar modal.
“Investor tentu lebih percaya sama BUMN lah daripada perusahaan swasta, jadi pasti laris. Malah mungkin bisa lebih dari Rp 5 triliun, tapi realistisnya Rp 5 triliun,” imbuh Teguh.
Berdasarkan pemaparan Orias pada RDP Senin (27/9) lalu, sejauh Kementerian BUMN sudah mengirimkan surat permohonan sehubungan dengan rencana pemisahan fungsi Inalum dari MIND ID (reorganisasi MIND ID) kepada Kementerian Keuangan. “Pemisahan MIND ID dan Inalum operating sudah sampai kepada Menteri Keuangan, jadi sudah ada surat permohonan dari Kementerian BUMN kepada Kementerian Keuangan untuk melakukan proses untuk penerbitan PP terkait pemisahan fungsi ini,” ungkap Orias.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News