Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak dunia yang sempat terjun ke kisaran US$ 30 per barel tak membuat produksi minyak nasional menjadi loyo. Pada Maret 2016 ini, produksi minyak nasional berhasil bangkit dengan kemampuan produksi melebihi target yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, yaitu 830.000 barel per hari (bph).
Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro menyebut, kenaikan lifting minyak terjadi setelah beberapa kontraktor migas berhasil memproduksi minyak melampaui target atau perencanaan. "Produksi sudah melebihi target APBN menjadi lebih dari 833.000 bph," kata Elan kepada KONTAN, Jumat (18/3).
Menurut Elan, kenaikan produksi minyak tersebut menunjukkan bahwa harga minyak dunia yang rendah tak langsung mengganggu target lifting dari perusahaan migas yang ada di Indonesia.
Elan menjelaskan, beberapa kontraktor migas yang produksinya melampaui target tersebut, di antaranya PT Chevron Pacific Indonesia di lapangan minyak Rokan, Riau dan ExxonMobil Cepu Limited di lapangan minyak Blok Cepu.
Chevron semula ditargetkan memproduksi minyak sebanyak 247.950 bph dan ExxonMobil Cepu Limited ditargetkan memproduksi sebanyak 161.120 bph. Target lifting tersebut berhasil dicapai kedua perusahaan minyak tersebut. "Mereka sesuai rencana, di mana bulan ini ditargetkan menjadi puncak lifting berdasakan plan of development (POD)," kata Elan.
Vice President Strategic Business Support Chevron Pacific Indonesia Yanto Sianipar menyebutkan, mereka hingga kini masih menjadi kontributor lifting terbesar untuk produksi minyak Indonesia setelah Pertamina. "Chevron masih sebagai penyumbang produksi minyak terbesar di Indonesia, sekitar 35% sampai 40% dari lifting total," kata Yanto kepada KONTAN.
Sementara itu, manajemen ExxonMobil Cepu Limited menyebutkan, kinerja sumur-sumur minyak yang terbilang bagus membantu mereka mengejar target lifting minyak di angka 161.120 bph.
Bahkan, sejak awal Maret 2016, lifting minyak ExxonMobil Cepu Limited dari lapangan Banyu Urip sudah menembus target dengan angka produksi 165.000 bph. “Kami melihat kinerja sumur-sumur minyak lapangan Banyu Urip bagus," kata Erwin Maryoto, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Cepu Limited.
Adapun Pertamina EP tercatat sebagai penyumbang lifting minyak terbanyak, dengan produksi 275.000 bph dari total target lifting minyak nasional. Khusus untuk produksi minyak dari lapangan minyak Banyu Urip saja, Pertamina EP berhasil memproduksi minyak sebanyak 160.000 bph.
"Target produksi kami sebesar 250.000 bph tahun ini. Bila dilihat pertumbuhannya, kami tumbuh 9% ketimbang triwulan tahun lalu," kata Wianda Pusponegoro, VP Corporate Communication Pertamina, kepada KONTAN.
Kejar kontraktor lain
Target lifting minyak yang sudah terpenuhi tak membuat Elan berbesar hati. Kini, SKK Migas berusaha untuk mengejar kenaikan lifting minyak dari kontraktor-kontraktor migas lainnya yang belum mencapai target.
Menurut Elan, masih ada kesempatan bagi kontraktor migas lainnya untuk mengejar target lifting minyak hingga akhir 2016. Jika lifting minyak naik, tak hanya negara yang untung tetapi juga perusahaan yang bersangkutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News