kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Matching Fund Kadeireka Sinergikan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan Dunia Industri


Selasa, 08 Maret 2022 / 10:42 WIB
Matching Fund Kadeireka Sinergikan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan Dunia Industri


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Dalam upaya mentransformasi pendidikan tinggi vokasi agar selaras dengan kebutuhan dunia kerja serta mendukung daya saing ekonomi bangsa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Matching Fund Pendidikan Tinggi Vokasi Tahun 2022.

Matching Fund adalah program pendanaan Kemendikbudristek yang merupakan program penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk secara bersama-sama membentuk ekosistem Merdeka Belajar - Kampus Merdeka yang dilakukan melalui platform Kedaireka.

Untuk memperkenalkan dan mengetahui lebih jauh mengenai program ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek menyelenggarakan webinar “Sosialisasi Program Matching Fund Tahun 2022: Sinergi Pendidikan Vokasi Dan Industri Untuk Daya Saing Ekonomi” pada 7 Maret 2022. Webinar ini menghadirkan pembicara antara lain Wikan Sakarinto, Dirjen Pendidikan Vokasi; Beny Bandanadjaja, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi; Mahir Bayasut, Ketua PMO Kedaireka; dan Hadi S.C, Ketua Kelompok Kerja Vokasi Kadin Jawa Barat.

Wikan mengatakan, Matching Fund ini adalah penerjemahan lanjut dari kebijakan link and match. Adapun link and match ini mengajak industri maju ke depan untuk masak bersama, mulai dari menyusun kurikulum, mengajar, melakukan project based learning, menyiapkan magang dari awal, merancang sertifikat kompetensi, men-training dosen-dosen dan guru-guru mengenai perkembangan industri, dan melakukan riset terapan yang bermula dari problem atau kesempatan di dunia kerja dan dunia industri untuk  dijadikan produk yang wujudnya dihilirkan ke pasar atau masyarakat.

“Itu semua ada dalam satu skema teaching factory berbasis riset terapan,” tambah Wikan.

Program link and match ini secara garis besar mempertemukan pendidikan vokasi sebagai pusat riset dengan DUDI sebagai pemilik modal dan juga pembentuk lapangan pekerjaan. Sinergi yang dijalankan adalah kerja sama saling menguntungkan, dengan tujuan akhir adalah produk atau jasa yang bisa dijual atau digunakan oleh pasar atau masyarakat.

Oleh karena itu, program Matching Fund hadir untuk secara spesifik memperkuat teaching factory dan riset terapan ini.

“Keikutsertaan dunia usaha dan dunia industri dalam riset terapan ini kita support dengan Matching Fund, mulai dari 1 banding 1 hingga 1 banding 2, atau 1 banding 3. Artinya adalah setiap industri yang masuk dengan anggaran x rupiah untuk melakukan riset terapan bersama atau mendukung link and match di perguruan tinggi vokasi, maka kami akan berikan dana padanan atau matching fund sebesar x rupiah hingga maksimum 3x rupiah,” ujar Wikan.

Kolaborasi pendidikan vokasi dan DUDI dalam teaching factory ini tidak hanya berdampak kepada dosen-dosen, tapi juga berdampak langsung kepada mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa dapat melakukan praktik langsung dan bersinggungan dengan dunia nyata.

“Kita menargetkan belasan ribu mahasiswa dapat terlibat dalam teaching factory itu. Sehingga akan membentuk mahasiswa yang tidak hanya kuat dalam hard skill, tapi juga soft skill, leadership, karakter, serta memiliki jiwa kewirausahawan,” tutur Wikan.

Wikan juga mendorong seluruh perguruan tinggi vokasi untuk memasukkan teaching factory ini ke dalam kurikulum, bukan hanya bersifat sementara atau hanya proyek untuk mendapatkan anggaran, agar program ini bisa sustain dan berdampak nyata bagi mahasiswa.

Program link and match selain memberikan dampak positif kepada akademisi dan mahasiswa, juga akan berdampak bagus bagi dunia usaha dan dunia industri. Pasalnya, dunia usaha dan dunia industri akan mendapatkan SDM yang kompeten, unggul, berdaya saing tinggi, dan tentunya sesuai dengan kebutuhan industri.

Selain itu, dengan adanya riset terapan yang dilakukan oleh perguruan tinggi vokasi, dunia usaha dan dunia industri akan mendapatkan produk yang tepat guna dan dibutuhkan oleh pasar atau masyarakat karena telah melalui riset yang mendalam dari para akademisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×