kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Mau garap pertambangan, Mitsubishi temui Jokowi


Senin, 08 September 2014 / 13:39 WIB
Mau garap pertambangan, Mitsubishi temui Jokowi
ILUSTRASI. Sederet Manfaat Buah Nangka yang Jarang Diketahui


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Joko 'Jokowi' Widodo bertemu jajaran direksi perusahaan industri otomotif asal Jepang, Mitsubhisi corp, Senin (8/9). Pertemuan tersebut dilaksanakan di kantor gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat. 

Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, status Jokowi dalam pertemuan itu bukan sebagai gubernur DKI Jakarta, melainkan sebagai presiden terpilih. 

CEO Mitsubhisi Tetsuro Aikawa turut dalam pertemuan tersebut. "Perusahaan otomotif itu berharap, bapak presiden terpilih Jokowi bisa menindaklanjuti investasi industri tambang di Indonesia," terang Heru usai pertemuan tertutup tersebut. 

Berdasarkan pembicaraan Jokowi dan jajaran direksi, pabrik pengayaan tambang jenis nikel akan dibangun di Halmahera, Maluku. Proses pemurnian mencapai 90% sehingga kualitas nikel di pabrik tersebut sangat bagus. 

Menurut Heru, Jokowi merespon positif investasi tersebut. Jokowi meminta gambaran rencana terkait industri itu, termasuk skema penyerapan tenaga kerja dan keuntungannya. Jokowi juga meminta perusahaan itu membuka investasi di bidang transportasi berbasis rel di pulau Sumatera, Jawa dan Papua. 

"Di industri otomotif, Pak Jokowi juga minta perusahaan lebih banyak mengekspor produk ke Asean dan Asia," ujar Heru. 

Sekadar gambaran Mitsubishi Corp akan berinvestasi di industri tambang nikel di Kepulauan Halmahera, Maluku Utara dibawah bendera PT Weda Bay Nickel. Saham perusahaan itu dimiliki korporasi asal Prancis Eramet Group sebesar 66,6%, Mitsubishi Corp 30%, Aneka Tambang 10% dan PAMCO 3,4%. Nilai investasinya sekitar US$ 5 miliar – US$ 6 miliar. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×