Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Meski nasib proyek gas di Blok Donggi-Senoro terkatung-katung, pengembang tetap akan melakukan pengeboran sumur. Hendra Jaya, General Manager Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, bilang Pertamina-Medco akan mengebor satu sumur Cendana Pura di wilayah Senoro pada kuartal II 2010.
Kalau terlaksana, ini akan merupakan sumur kedua yang dibor oleh JOB Pertamina-Medco dalam dua tahun terakhir. Tahun lalu, Pertamina-Medco juga mengebor satu sumur di lokasi yang sama.
Hendra bilang, Pertamina-Medco akan memakai gas dari kedua sumur itu untuk bahan bakar pembangkit listrik yang siap dibangun di Banggai, Sulawesi Tengah. "Sumur yang dibor terlebih dulu itu ada cadangan gasnya. Tapi, kini kita tutup. Baru nanti setelah pembangkit jadi, kita buka lagi," ujar Hendra, (20/4).
Menurut dia, jumlah cadangan dua sumur itu mencapai 5 juta kaki kubik per hari (mmscfd) hingga 10 mmscfd. Kedua sumur itu cukup untuk memasok pembangkit listrik kapasitas 2 x 20 MW. "Pembangkitnya nanti PLN dan BUMD yang membahasnya. Kita hanya berkomitmen soal suplai gasnya," ucap Hendra.
Total, hingga saat ini, JOB Pertamina-Medco, sudah mengebor enam sumur di Blok Senoro. Keenam sumur tersebut menghabiskan dana US$ 36 juta. Sebab, masing-masing sumur menghabiskan dana investasi US$ 6 juta.
Untuk itu, Hendra mendesak kepada pemerintah untuk segera memutuskan proyek Donggi-Senoro. Sebab, jika proyek ini gagal, maka JOB Pertamina-Medco akan menderita kerugian cukup besar. Bahkan, akan tidak ekonomis lagi. "Apalagi proyek tersebut sudah siap dilaksanakan," kata Hendra. Dia bilang, konsorsium Donggi-Senoro sudah kantongi izin ekspor dan pembebasan lahan sudah 97%.
Tak jauh beda dengan investor Donggi-Senoro, anggota DPRD Sulawesi Tengah, Nawawi Kilat, juga meminta Wakil Presiden untuk segera memutuskan proyek ini. Menurut Nawawi, masyarakat Sulawesi Tengah sangat bergantung pada proyek ini karena bisa menjadi sumber pendapatan daerah yang besar.
"Selama ini pendapatan APBD kita hanya Rp 1,1 triliun per tahun. Sedangkan dengan adanya proyek tersebut, maka ada potensi pendapatan Rp 1,2 triliun yang masuk ke daerah," imbuh Nawawi.
Pengamat energi Pri Agung Rahmanto mengatakan, berlarut-larutnya proyek Donggi- Senoro akan membuat harga gas blok ini jatuh. Sebab, produsen tidak memiliki posisi tawar yang cukup bagus.
Akibatnya, pembeli gas dari lapangan tersebut bisa mendikte harga. Ujung-ujungnya, produsen gas tidak memperoleh harga yang relatif lebih baik. Ke depan, seiring dengan pemulihan ekonomi dan pasar yang sudah jenuh, harga gas semakin turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News