Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Membaiknya cuaca tahun ini membuat produksi kapas bisa terdongkrak. Ketua Asosiasi Petani kapas Indonesia Marjuni Palimrugi mengatakan, saat ini musim tanam kapas di Indonesia sudah mulai berlangsung.
"Tanaman kapas sudah berumur sekitar 20 hari. Melihat kondisi tanaman saat ini, kelihatannya produksinya akan lebih baik ketimbang tahun lalu," ujarnya kepada KONTAN Rabu (11/5).
Hanya saja, ia mengungkapkan, saat ini belum bisa memprediksi kenaikan produksi kapas nasional. Sebab, taksasi produksi baru bisa dilakukan ketika umur tanaman mencapai 70 hari - 80 hari. Artinya, "Sekitar 2,5 bulan lagi baru bisa dilakukan taksasi produksi kapas," jelasnya.
Catatan saja, Kementerian Pertanian mematok target produksi kapas tahun ini mencapai 33.000 ton. Target ini lebih tinggi ketimbang target yang dipatok tahun 2010 lalu yang sebesar 26.250 ton. Luas areal lahan kapas nasional tahun 2010 sebesar 15.000 hektare (ha).
Sebelumnya, Direktur Tanaman Semusim Kementan Agus Hasanudin mengatakan, Kementan akan menggenjot produksi kapas ini dengan menargetkan perluasan lahan tanam kapas seluas 18.000 ha pada 2011.
Ia menjelaskan, Kementan sudah mengidentifikasi lahan baru yang akan dijadikan perkebunan kapas oleh petani maupun oleh perusahaan perkebunan kapas di daerah. "Perluasan lahan ini tersebar di beberapa wilayah seperti Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Bali," ujarnya beberapa waktu lalu.
Untuk memfasilitasi itu, Kementan menyediakan bibit kapas unggulan jenis hibrida yang sengaja didatangkan dari negeri China. "Bibit kapas yang akan ditanam itu 50% adalah kapas hibrida dari China, sisanya bibit kapas lokal yaitu jenis kanesia," terang Agus.
Hanya saja, Marjuni memperkirakan luas areal tanam kapas tahun ini akan sedikit menyusut. Alasannya, para petani lebih memilih menanam kapas jenis hibrida ketimbang kapas kanesia. “Sebab, kapas jenis kanesia lebih rawan terserang hama. Sedangkan tanaman kapas hibrida lebih tahan hama," katanya.
Padahal, harga bibit kapas hibrida jauh lebih mahal ketimbang harga bibit kapas kanesia. Marjuni bilang, harga bibit kapas kanesia hanya sekitar Rp 30.000 - Rp 40.000 per kg, sedangkan harga bibit kapas hibrida sekitar Rp 225.000 per kg," ujarnya. Padahal, selama ini untuk pembibitan, petani masih banyak dibantu oleh pemerintah.
Alhasil, luas areal tanam kapas cenderung menyusut karena kemampuan petani untuk membeli bibit juga terbatas. Marjuni mencontohkan di Sulawesi Selatan saja, luas areal tanam kapas tahun ini diperkirakan menyusut menjadi hanya sekitar 4.500 ha. Padahal, tahun lalu luas areal tanam kapas di Sulawesi Selatan mencapai 7.500 ha.
Meski dengan luas areal tanam kapas menyusut, tapi Marjuni masih optimistis produksi kapas nasional membaik. Sebab, bibit kapas hibrida memiliki tingkat produktivitas sekitar 4 ton - 6 ton per ha.
Sebenarnya, tingkat produktivitas ini tidak jauh berbeda dengan jenis kapas kanesia yang memiliki tingkat produktivitas sekitar 4 ton per ha. "Tapi, karena kapas kanesia lebih rawan terserang hama, maka hasil yang didapat bisa lebih rendah," kata Marjuni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News