Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - PALANGKARAYA. Angkasa Aviation Academy atau disingkat AAA, merupakan anak usaha Lion Air Group yang berfokus pada sekolah penerbangan. Angkasa Aviation Academy didirikan sejak tahun 2010 dan kini telah memiliki lulusan sebanyak 450 siswa.
Direktur Angkasa Aviation Academy yang juga merupakan Kepala Sekolah, Audy L Punuh mengatakan pada awal berdiri, akademi itu bertujuan untuk menyediakan tenaga pilot untuk Lion Air Group. “Tapi kini orientasinya sudah berubah, lulusan bebas menjadi pilot maskapai manapun,” katanya, Jumat (14/9).
Adapun dari 450 siswa yang telah lulus pendidikan di Angkasa Aviation Academy, 200 telah terserap menjadi pilot. Proses pembelajaran siswa untuk menguasai dasar-dasar penerbangan yang perlu ditempuh adalah selama 18 bulan.
Pada empat bulan pertama, siswa bakal diajari terkait teori dan penggemblengan mental. “Sebab untuk jadi pilot, perlu kedisiplinan. Ini juga untuk kebutuhan safety penerbangan,” jelas Audy.
Setelah itu, siswa bakal mulai mempraktekan ilmu penerbangan dengan pesawat tipe Cessna 172. Pesawat dengan tipe single engine itu bakal menemani hari-hari siswa dalam mempelajari dasar-dasar penerbangan.
Pesawat Cessna 172 dinilai Audy tepat untuk permulaan pembelajaran penerbangan. Pesawat ini bakal membekali siswa untuk kemampuan take off, landing, serta bagaimana mengikuti navigasi udara.
“Tapi dalam skala sederhana, karena ketinggian terbang Cessna 172 kan rendah. Jadi siswa hanya belajar terbang saja. Belum sampai ke materi terkait kebutuhan oksigen pesawat, atau air pressure,” tambah Audy.
Karenanya begitu lulus dari Angkasa Aviation Academy, siswa masih harus belajar bagaimana menerbangkan pesawat penumpang komersil. Hal itu bisa dilakukan seandainya siswa diterima saat rekrutmen pilot. Nah, untuk biaya pendidikan setidaknya satu siswa dikenakan biaya Rp 750 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News