Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, sejumlah industri di dalam negeri siap melakukan perluasan usaha atau ekspansi pada tahun 2018. Namun, perusahaan tersebut masih menunggu kepastian mengenai pasokan bahan baku untuk menunjang peningkatan produksinya.
“Di antaranya adalah Coca-Cola, Mattel, Cabot Corporation, dan Cargill. Tetapi syaratnya bahan bakunya tidak diregulasi, atau tidak kena larangan dan pembatasan (lartas),” kata Menperin sesuai keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/2).
Menperin meyakini, apabila kemudahan impor bahan baku diberikan, terutama yang tidak bisa diperoleh di dalam negeri, ekspansi dan investasi di sektor industri akan meningkat. “Ketersediaan bahan baku dapat menjaga kontinuitas produksi industri guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor,” jelasnya.
Dengan terjaminnya produktivitas industri, efek berantai yang dibawa akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya, peningkatan terhadap nilai tambah, tenaga kerja, dan ekspor. “Industri juga menjadi kontributor terbesar melalui pajak dan cukai,” ujar Airlangga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri untuk skala manufaktur besar dan sedang mengalami kenaikan sebesar 4,74% pada 2017 dibanding 2016. Lonjakan ini terutama disebabkan meningkatnya produksi industri makanan sebesar 9,93%.
Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur skala mikro dan kecil pada 2017, mencatatkan kenaikan sebesar 4,74% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan meningkatnya produksi komputer, barang elektronik dan optik sebesar 35,25%.
Menperin menambahkan, sejumlah perusahaan yang ingin ekspansi tersebut, memiliki daya saing yang tinggi di kancah global. Misalnya, Cabot Corporation, industri yang memproduksi bahan baku untuk industri ban, yaitu carbon black.
“Kemarin saya sudah ketemu Cabot, dan mereka di Indonesia sudah 30 tahun. Industrinya ini untuk pendalaman struktur dari sektor otomotif. Jadi, kita punya potensi yang luar biasa,” ungkapnya. Produksi carbon black perusahaan ini disebut sebagai nomor satu di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News