Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berang lantaran harga jual beras oleh Perum Bulog dalam Operasi Pasar (OP) lebih tinggi ketimbang harga di tingkat pedagang. Amran menuding Bulog tidak efisien mengelola tata niaga beras.
Asal tahu saja, harga beras yang dijual Perum Bulog dalam Operasi Pasar (OP) berkisar Rp 7.800 - Rp 7.900 per kilogram (kg) untuk jenis medium atau IR64. Sementara, beras medium jenis serupa dijual pedagang hanya seharga Rp 7.300 - Rp 7.500 per kg.
Menurut Amran, BUMN Pangan ini memiliki modal dan aset yang besar dalam mengelola beras, seharusnya bisa menjual dengan harga rendah. Ia menilai harusnya Bulog bisa lebih efisien dan bisa menjual beras dengan harga lebih rendah daripada pedagang di pasar.
"Bulog itu tidak efisien lantaran rantai distribusinya terlalu panjang," ujarnya, Selasa (30/8).
Amran mengambil contoh, saat panen padi di Kabupaten Sukoharjo, Bulog mengirim hasil panen itu ke gudangnya di wilayah lain, kemudian membawa lagi beras itu ke Sukoharjo untuk dijual sebagai beras sejahtera (rastra). Menurutnya, kalau Bulog harus simpan berasnya dulu, maka Bulog akan kena bunga 10% untuk modal. Inilah yang menjadi penyebab tidak efisiennya tata niaga Bulog.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News