kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menteng Heritage Realty (HRME) fokus kurangi angka rugi sampai 2020


Selasa, 02 Juli 2019 / 20:32 WIB
Menteng Heritage Realty (HRME) fokus kurangi angka rugi sampai 2020


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME) masih akan fokus menjalankan strategi sesuai rencana pasca initial public offering (IPO) April 2019 lalu. Menilik laporan keuangan tahun buku 2018, perseroan membukukan pendapatan Rp 60,7 miliar atau meningkat sebesar Rp 31% yoy.

"Karena kami perusahaan perhotelan, maka sumbangan terbesar datang dari segmen makanan dan minuman sebesar Rp 52% atau Rp 31,3 miliar. Lalu okupansi kamar sebesar 46% sebesar Rp 27,6 miliar dan sisanya 3% dari lain-lain," jelas Christofer kepada Kontan, Selasa (2/7).

Adapun kerugian yang dikantongi sebesar Rp 25 miliar, menyusut 3,84% dari 2017 di angka Rp 26 miliar. Sementara pada kuartal I 2019, HRME membukukan pendapatan Rp 15 miliar dan membukukan kerugian Rp 21 miliar.

Pendapatan masih didominasi oleh sektor makanan dan minuman serta okupansi kamar sebesar 80% dan lainnya sebesar 20%. Direktur Utama HRME, Christofer Subiakto, berkata pihaknya menargetkan tahun ini dapat mengurangi kerugian dan mengubahnya menjadi 0 pada 2020. Pihaknya menyasar pendapatan sebesar Rp 100 miliar untuk diversifikasi usaha, dan membidik tambahan Rp 66 miliar dari perbankan dan lain-lain.

"Angka Rp 100 miliar digunakan untuk mengakuisisi perusahaan pelayaran PT Global Samudra Nusantara (GSN), diharapkan perusahaan ini bisa berkontribusi ke pendapatan HRME sebesar Rp 14 miliar. Kami juga membeli perusahaan perhotelan yakni PT Wijaya Wisesa Bakti," lanjutnya.

Secara rinci, sebanyak 51,89% bakal digunakan untuk mengakuisisi PT Global Samudra Nusantara (GSN). Kemudian, sebanyak 26,79% dari dana hasil IPO akan dipakai untuk mengakuisisi perusahaan perhotelan PT Wijaya Wisesa Bakti. Masing-masing nilai akusisinya mencapai Rp 62 miliar untuk GSN dan Rp 32 miliar untuk PT Wijaya Wisesa Bakti.

Selanjutnya, sebanyak 20,93% akan dipakai untuk peningkatan modal kerja bagi anak usahanya, yakni PT Wijaya Wisesa Development (WWD). Lalu, sisa 0,39% dana IPO akan dipakai untuk modal kerja perseroan berupa perawatan, renovasi, dan peningkatan kualitas gedung hotel.

Sebagai informasi, HRME adalah bagian dari Wijaya Wisesa Group. Perusahaan ini mengelola hotel The Hermitage di Menteng, Jakarta yang tergabung dalam Mariott International. HRME juga memiliki perusahaan investasi, yakni PT Wijaya Wisesa Development. Perusahaan tersebut menggenggam 30% saham di Royal Beach Seminyak, Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×