Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan usulan Asumsi Dasar Sektor ESDM untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2022 kepada Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada Rapat Kerja, Rabu (2/6).
Dalam paparannya, Arifin menyebutkan pemerintah mengusulkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dalam RAPBN 2022 sebesar US$ 55-US$ 65 per barel, tidak jauh berbeda dengan realisasi rata-rata ICP bulan Januari hingga 14 Mei 2021 sebesar US$ 60,95 per barel.
Arifin menyebutkan, harga minyak dunia tahun 2022 diperkirakan dalam kisaran US$ 56,74-US$ 64,52 per barel berdasarkan proyeksi dari berbagai pihak dalam polling Reuters dan Departemen Energi AS.
Selain itu, Arifin juga mencermati sejumlah faktor yang memengaruhi dinamika pergerakan minyak seperti pemotongan produksi oleh anggota OPEC+, peningkatan fundamental di Amerika Serikat dan Tiongkok, serta pergerakan ekonomi dan peningkatan impor minyak oleh China.
Baca Juga: Harga minyak menguat 33% sejak awal tahun
“Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka pemerintah mengusulkan asumsi ICP dalam RAPBN Tahun Anggaran 2022 sebesar US$ 55-US$ 65 per barel," tutur Arifin sebagaimana dikutip dari siaran pers.
Selanjutnya, Kementerian ESDM juga mengusulkan angka lifting migas sebesar 1,717 juta barel-1,829 juta barel setara minyak per hari alias barrel oil equivalent per day (boepd), dalam RAPBN tahun 2022. Secata terperinci, angka usulan tersebut terdiri atas usulan lifting 686.000-726.000 barel per hari (barrel oil per day/bopd) untuk minyak bumi dan 1,031 juta boepd-1,103 juta boepd untuk gas bumi.
Sebagai pembanding, realisasi lifting migas dari awal tahun hingga 20 Mei 2021 lalu mencapai 1,592 juta boepd. Angka tersebut atau 93% dari target APBN yang ditetapkan sebesar 1,712 juta boepd. Pada akhir tahun 2021 nanti, lifting migas diproyeksikan mencapai 1,669 juta boepd.
“Usulan APBN tahun 2022 untuk lifting migas, dengan mempertimbangkan situasi harga minyak saat ini, sebesar antara kisaran 1,717 juta sampai dengan 1,829 juta barel setara minyak per hari. Pemerintah terus mendorong agar KKKS terus meningkatkan produksi migasnya," ujar Arifin.
Untuk biaya pengembalian atas operasi yang telah dikeluarkan oleh kontraktor migas, Kementerian ESDM mengusulkan US$ 8,65 miliar pada RAPBN 2022. Angka ini sedikit di atas ketetapan APBN 2021 yang sebesar US$ 8,07 miliar.
Sampai 20 Mei 2021 lalu, realisasi cost recovery tahun anggaran 2021 sudah mencapai US$ 2,28 miliar dan diproyeksikan meningkat hingga US$ 8,52 miliar di akhir tahun nanti.
Selanjutnya: Produksi minyak global naik, harga minyak Indonesia (ICP) bulan April turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News