kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merajut potensi ekonomi dari dibukanya jalan tol Trans Jawa


Minggu, 17 Maret 2019 / 09:25 WIB
Merajut potensi ekonomi dari dibukanya jalan tol Trans Jawa


Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Tri Sulistiowati | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memahat sejarah baru: merampungkan sebagian besar infrastruktur vital bernama Jalan Tol Trans Jawa. Ikhtiar menghubungkan ujung barat dan timur Jawa ini sudah dimulai sejak tahun 1984 diawali dengan ruas Jakarta-Merak sepanjang 99 kilometer (km). Kini, jaringan jalan bebas hambatan 1.000 km itu nyaris tuntas.

Percepatan proyek infrastruktur memang jadi salah satu janji Pemerintahan Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) digalang untuk mengebut pembangunan proyek Trans Jawa mulai tahun 2015.

Sembilan ruas utama menjadi prioritas. Mulai dari ruas Cikopo–Palimanan, hingga Surabaya–Mojokerto dan Grati–Pasuruan–Hasilnya, di ujung tahun 2018, proyek 616 km jalan tol yang menelan investasi Rp 54 triliun itu tuntas dalam waktu tiga tahun.

Trans Jawa juga bagian dari jaringan jalan Asia atau Asian Highway sepanjang 141.000 km yang melewati 32 negara anggota The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP). Jaringan jalan ini terbentang mulai dari Tokyo (Jepang) di timur hingga Kapikule (Turki) di barat. Kemudian membentang dari Torpynovka (Rusia) di utara hingga Indonesia di wilayah selatan.

Ada sederet efek gulir yang bisa dibidik dari kehadiran tol Trans Jawa, termasuk harapan munculnya potensi ekonomi baru di masa depan. Sebut saja bisnis logistik, transportasi, ritel, pariwisata hingga properti, serta memicu lapangan kerja baru di daerah. Dengan kata lain, Trans Jawa diharapkan menjadi kanal baru aliran modal dari pusat ekonomi konvensional ke sentra-sentra ekonomi baru.

Untuk itulah, pertengahan Februari 2019, Tim Jelajah Ekonomi KONTAN menyusuri Trans Jawa selama 10 hari, untuk memotret potensi dan geliat ekonomi sepanjang Trans Jawa. Didukung dua unit mobil, termasuk satu unit Mitsubishi Pajero Sport, tujuh anggota Tim Jelajah Ekonomi melintasi tiga provinsi dan menyusuri kota dan kabupaten di lajur jalan tol ini. Hasil liputan ini akan tersaji dalam beberapa seri yang terbit setiap Jumat, dimulai edisi hari ini.

Setelah melahap ruas tol Jakarta–Cikampek, Tim Jelajah melintasi ruas jalan tol Cikopo–Palimanan (Cipali) sepanjang 116,75 km. Di beberapa titik lokasi, mulai terlihat pembangunan tempat peristirahatan dan persinggahan sementara (rest area) baru.

Dari sini saja, mulai tepercik aroma peluang bisnis yang baru. Setidaknya, dua peritel modern, Indomaret dan Alfamart, merancang ekspansi minimarket di rest area Trans Jawa.

Salah satu pemain utama minimarket, PT Indomarco Prismatama (Indomaret), misalnya, memasukkan ekspansi gerai baru di rest area Trans Jawa sebagai bagian dari rencana pembukaan 1.000 gerai baru. "Ya (ekspansinya) berkesinambungan, ada yang buka tahun lalu dan lanjut tahun ini," kata Wiwiek Yusuf, Marketing Director Indomaret kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Tak hanya pebisnis, sejumlah daerah pun mulai bersolek menyambut peluang baru. Sebagai catatan, Trans Jawa membelah 40 kabupaten/kota yang berada di lima provinsi di Jawa. Total perputaran uang di seluruh daerah tersebut berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2017 mencapai sekitar Rp 3.632,75 triliun atau 25% total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Nah, sejumlah pemangku kepentingan di daerah mulai terlihat membidik potensi ekonomi dari kehadiran Trans Jawa. Mereka berupaya menarik investor agar menanamkan modal di sektor properti, kawasan industri, pariwisata, hingga pengembangan potensi daerah serta usaha kecil menengah (UMKM).

Kabupaten Batang di Jawa Tengah, misalnya, sudah kedatangan investor baru yang melihat ceruk bisnis baru dari Trans Jawa. Tahun 2017, nilai investasi baru yang masuk daerah ini mencapai Rp 421,64 miliar, sebagian di antaranya berupa investasi di kawasan industri dan properti.

Kini, Pemerintah Kabupaten Batang tengah berbenah agar arus masuk penanaman modal kian besar. Selain pemodal lokal, Batang membidik investor China, Korea Selatan dan Malaysia. "Intinya mereka (investor asing) tertarik," kata Wihaji, Bupati Batang.

Akhirnya, di tengah pro-kontra, selalu ada peluang yang bisa digali dari kehadiran tol Trans Jawa. Tinggal bagaimana para pemangku kepentingan jeli mengoptimalkan dan merajut potensi ekonomi baru yang tersebar di antara tiap ruas Trans Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×