Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) resmi mengeluarkan Mercedes-Benz Indonesia dari keanggotaan. PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) dianggap tidak memberikan data penjualan ke Gaikindo.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto menjelaskan, awalnya sudah ada solusi yang disepakati, yakni MBDI akan menyerahkan data penjualan ke Gaikindo dan akan diunduh di situs resmi Gaikindo, kemudian akan disahkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) lewat Direktorat Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) dan akan diupload di situs resmi Kemenperin.
Hanya saja, pihak prinsipal pusat Mercedes-Benz masih meminta syarat lain. Ujung-ujungnya, pihak Mercedes-Benz sampai 15 Februari kemarin belum memberikan data ke Gaikindo.
"Kami sudah kasih tenggat waktu dari 30 Januari sampai 15 Februari untuk penyelesaian masalah ini ke prinsipal Jerman yang ternyata belum selesai. Jadi demi keadilan anggota lain kami harus keluarkan Mercedes-Benz dari Gaikindo," kata Jongkie kepada KONTAN, Minggu (18/2).
Menurut Jongkie tidak ada imbas apapun bagi Gaikindo dengan keluarnya produsen asal Jerman itu. Menurutnya penjualan Mercedes-Benz pun banyak per tahun sehingga tak pengaruh besar bagi target penjualan Gaikindo tahun ini. "Per tahun mereka hanya menjual 3 ribuan unit saja. Kami lihat penjualan nasional tahun ini masih bisa positif," jelasnya.
Hanya saja, Jongkie menilai tak menutup pintu masuk bagi Mercedes-Benz bila ingin masuk menjadi anggota lagi. Tentu saja bisa masuk bila Mercedes-Benz menyepakati segala persyaratan dari Gaikindo.
Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Sales Operations & Product Management, PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia membenarkan pihaknya sudah keluar dari Gaikindo. Hanya saja pihak Mercedes-Benz belum bisa berkomentar banyak karena surat Gaikindo kabarnya keluar hari kamis sore menjelang libur Imlek."Saya perlu diskusi internal dulu supaya statement yang keluar memang mewakili stand point perusahaan kami," kata Kariyanto kepada KONTAN, Minggu (18/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News