Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Pamela Sarnia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mobil asal Jepang kembali memperlihatkan dominasi pasar. Sepanjang semester pertama 2016, sepuluh merek mobil asal Negeri Samurai menjadi merek terlaris di Indonesia.
Sepuluh merek mobil Jepang tersebut sukses naik ke podium penguasa pasar mobil di Indonesia. Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), 10 merek mobil Jepang tersebut setidaknya merebut pangsa pasar hampir 98,5%.
Telak sudah kekalahan penjualan mobil-mobil asal Eropa, Amerika Serikat, Korea Selatan, Malaysia dan India. Produsen mobil non Jepang, bisa dibilang hanya mencicipi serpihan kecil dari total pasar mobil di Indonesia yang tercatat sebanyak 531,929 unit sepanjang semester pertama 2016.
Sama dengan tahun terdahulu, Toyota lewat PT Toyota Astra Motor (TAM) mempertahankan posisi sebagai jawara dengan penjualan 174.550 unit. Adapun posisi kedua kini ditempati PT Honda Prospect Motor (HPM) dengan penjualan 109.662 unit.
Posisi ketiga dipegang PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dengan penjualan 89.510 unit, menyusul Mitsubishi dan Suzuki.
Dari sepuluh merek mobil asal Jepang, Honda menjadi salah satu APM yang pantas berbangga. Sebab, pangsa pasarnya di semester pertama 2016 naik signifikan menjadi 20% ketimbang pangsa pasar periode yang sama tahun 2015 yang masih 15%.
"Meski pasar cenderung stagnan, Honda justru mencapai pertumbuhan penjualan dan berhasil meningkatkan pangsa pasar secara signifikan," kata Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor dalam penjelasannya kepada KONTAN, Selasa (19/7).
Di antara model mobil Honda tercatat berhasil pemimpin penjualan di kelasnya adalah Honda BR-V yang sukses merajai penjualan di segmen Low Sport Utility Vehicle (Low SUV).
Meski begitu, Honda tak mau cepat puas dengan pencapaian tersebut. Pada semester kedua nanti, Honda bersiap mengeluarkan berbagai jurus baru untuk meningkatkan penjualan.
"Tren yang positif ini akan kami pertahankan dengan menawarkan produk yang segar kepada konsumen," jelas Jonfis.
Selain Honda, Toyota juga melaporkan kenaikan penjualan pada periode pertama tahun ini dengan kenaikan penjualan 7% menjadi 174.550 unit.
Vice President TAM, Henry Tanoto menjelaskan, sampai dengan akhir tahun ini, Toyota menargetkan pangsa pasar 33%. "Kami akan menambah dan meningkatkan kualitas diler," kata Henry saat dihubungi KONTAN, Rabu (20/7).
Adapun I Made Dana Tangkas, Direktur Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menambahkan, daya beli yang mulai membaik mempengaruhi kinerja penjualan Toyota di semester pertama tahun ini.
"Kami berharap daya beli masyarakat tetap tumbuh di semester kedua ini," jelas I Made saat dihubungi KONTAN, Rabu (20/7).
Non Jepang terjepit
Meski penjualan mobil asal Jepang jadi penguasa pasar di semester pertama, namun tak semua merek menikmatinya. Tengok saja penjualan PT Nissan Mobil Indonesia (NMI) yang harus berlapangdada menerima kekalahan dengan penurunan penjualan 48% di semester pertama 2016 menjadi 8.148 unit.
Adapun pada periode yang sama tahun 2015, Nissan mencatat penjualan 15.729 unit. Wilayah kekuasaannya atau pangsa pasar Nissan juga mengecil. Jika semester pertama tahun lalu menggenggam pangsa pasar 3%, maka di semester pertama tahun 2016 mengecil menjadi 1,5%.
Melemahnya penjualan mobil juga terjadi untuk merek-merek mobil Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan. Merek-merek mobil non Jepang tersebut harus rela melihat dominasi mobil Jepang di pasar Indonesia.
Tengok saja penjualan PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) mencatat penurunan penjualan 23% di semester pertama 2016 menjadi 635 unit.
Meski penjualannya turun, namun Hyundai tak mau mengalah begitu saja. Mukiat Sutikno, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia bilang, Hyundai akan mengejar ketertinggalannya dengan meluncurkan mobil baru. "Akan kami luncurkan Agustus," kata Mukiat kepada KONTAN, Rabu (20/7).
Mukiat mengakui, dominasi mobil Jepang memang sulit untuk mereka hadapi. Bahkan, kata Mukiat, Hyundai tahun ini telah mengeluarkan anggaran iklan yang lebih besar, tapi tetap belum mampu mendongkrak jualannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News