Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - Bisnis teknologi informasi yang tumbuh membuat PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) terus mengeluarkan produk anyar di bidang tersebut. Jenisnya tidak jauh dari layanan komputasi awan hingga solusi internet.
Menurut Susanto Djaja, Presiden Direktur Metrodata Electronics, industri TI sepertinya harus menyediakan layanan yang simpel, aman dan bisa dipakai para pengguna. Apalagi layanan tersebut mulai berubah menjadi digital atau transformasi digital.
"Karena bisnis lagi disrupt, nah ini yang diambil oleh penyedia layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)," terang Susanto, Selasa (12/9).
Setidaknya ada empat produk anyar yang diluncurkan perseroan ini hingga September ini. Salah satunya lewat anak perusahan, PT Soltius Indonesia yang bekerjasama dengan Data System International (DSI) menggarap mobile apps dalam menyediakan ERP Solutions lewat smartphone.
"Ini mobile apps yang terkoneksi ke ERP solutions. Kalo setiap penjualan harus ke kantor bisa makan waktu. Nah kini bisa order, langsung tahu stok, dan tracking delivery-nya bisa langsung di mobile," ujar Susanto.
Selain itu, juga ada Metro Mobile Indonesia yang merupakan hasil patungan MTDL dengan sebuah pengembang solusi internet dari Indonesia, yakni aplikasi bergerak bagi pelanggan perusahaan.
Produk ketiga, MTDL bekerjasama dengan GlobeX Data, perusahaan asal Swiss yang bergerak di bidang cloud storage dan secure file sharing bagi kebutuhan korporasi.
Terakhir, MTDL juga telah mengakuisi 68% saham PT Packet Systems Indonesia (PSI) pada awal September lalu melalui JV Logicalis Metrodata Indonesia (LMI). Logicalis sendiri memiliki parent company bernama Datatech yang terdaftar di Africa dan London Stock Exchange.
Mengintip dalam keterbukaan informasi, MTDL mengeluarkan dana sebesar US$ 1,76 juta untuk mengambil alih dari pemegang saham sebelumnya, DMX.
Dengan akusisi tersebut, MTDL punya jaringan internet berkapasitas pita lebar (broadband), mengingat PSI merupakan mitra strategia dari penyedia jaringan internasional, Cisco.
"Itu untuk pelanggan telekomunikasi dan enterprise, karena tidak mungkin semua ditangani sendiri, harus kerjasama juga," tambah Susanto.
Dengan segala produk baru yang dikeluarkan perseroan, Susanto optimistis mampu meraih revenue Rp 11 triliun dan laba Rp 240 miliar hingga akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News