Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia terus menghadapi serangan ransomware canggih dan advanced persistent threats (APT) yang aktif. Hal ini salah satu temuan terbaru dari perusahaan keamanan siber dan privasi digital global, Kaspersky.
Igor Kuznetsov, Direktur Tim Riset & Analisis Global Kaspersky (GReAT),mengungkapkan, bisnis di Indonesia menghadapi jumlah serangan ransomware tertinggi di tahun lalu, yakni 57.554. Cukup tinggi di antara negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Ia juga mengungkap cara kerja internal FunkSec — sebuah kelompok ransomware yang menggambarkan masa depan kejahatan siber massal. Yakni, bertenaga kecerdasan buatan (AI), multifungsi, sangat adaptif, dan beroperasi dalam jumlah besar dengan tebusan serendah US$ 10.000 untuk memaksimalkan keuntungan.
Selain itu, kelompok kejahatan siber ini menargetkan sektor pemerintahan, teknologi, keuangan, dan pendidikan, termasuk di Indonesia.
“Masa depan siber Indonesia menjanjikan pertumbuhan pesat, tapi juga menghadirkan tantangan keamanan yang semakin kompleks. Akselerasi pesat ekonomi digital, adopsi teknologi baru seperti IoT, AI, dan 5G, sejalan dengan tren peningkatan serangan siber yang menargetkan negara ini,” kata Kuznetsov, belum lama ini.
Pertahanan siber seharusnya tidak lagi terbatas pada pengamanan sistem" melainkan menjadi bagian dari strategi pertahanan aktif. Melindungi infrastruktur informasi vital (VII) nasional.
Apalagi organisasi-organisasi di Indonesia juga dihantui oleh kelompok-kelompok APT canggih yang menargetkan individu dan sektor-sektor penting di Indonesia.
Baca Juga: Serangan Siber Global Sasar Server Microsoft SharePoint, 100 Organisasi Jadi Korban
Kelompok APT yang menargetkan Indonesia pada tahun 2024 menurut Kaspersky antara lain Mysterious Elephant, Spring Dragon, Ocean Lotus, Toddycat, Lazarus, Tetris Phantom dan Sidewinder.
SideWinder adalah yang paling terkenal dan paling aktif di antara kelompok APT yang secara aktif mengincar Indonesia. Dijuluki sebagai "ancaman paling agresif di Asia Pasifik", aktor ancaman ini menargetkan pemerintah, militer, dan entitas diplomatik di kawasan tersebut. Selain Indonesia, Sri Lanka, Nepal, Myanmar, dan Filipina juga menjadi target kelompok ini.
Pada tahun 2024, telemetri terbaru Kaspersky menghentikan 20 juta serangan dari berbagai sumber daring yang ditujukan kepada pengguna di Indonesia. Sekitar tiga juta serangan dengan eksploitasi, dan tiga juta serangan lain menggunakan backdoor, juga berhasil dicegah dalam periode yang sama.
Kaspersky juga mendeteksi lebih dari 649.267 upaya malware perbankan terhadap pengguna di Indonesia tahun lalu. Temuan ini sejalan dengan pengumuman terbaru dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), yang menyebutkan terdapat sebanyak 800 ribu laporan terkait penipuan perbankan di Indonesia.
Hal ini patut menjadi perhatian utama. Mengingat kerugian finansial akibat kejahatan siber di Indonesia dapat mencapai Rp 476 miliar.
Indonesia adalah negara yang kaya akan data. Dengan tingkat penetrasi internet Indonesia yang tinggi, tidak mengherankan jika data berharga ini menarik para pelaku kejahatan siber.
"Kita harus menggabungkan pembagian intelijen ancaman berkelanjutan, respons insiden yang cepat, dan kolaborasi publik-swasta yang lebih kuat untuk mendeteksi, menghentikan, dan mencegah serangan-serangan ini sebelum berdampak pada infrastruktur penting dan mempengaruhi kepercayaan publik," tambah Kuznetsov.
Untuk melindungi diri dari serangan Advanced Persistent Threat (APT), Kaspersky merekomendasikan deteksi yang akurat, respons cepat terhadap taktik yang diketahui, dan remediasi kerentanan yang cepat.
Selanjutnya: Acecraft: Kode Redeem Terbaru dan Panduan Cara Klaim yang Mudah bagi Pemula
Menarik Dibaca: Promo Subway Anniversary 60 Tahun 28-29 Agustus, 2 Sandwich Favorit Cuma Rp 60.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News