kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Migrasi Tiktok Shop-Tokopedia Segera Selesai, Ekonom Mengapresiasi Langkah Kemdag


Senin, 18 Maret 2024 / 11:46 WIB
Migrasi Tiktok Shop-Tokopedia Segera Selesai, Ekonom Mengapresiasi Langkah Kemdag
ILUSTRASI. Penggunaan aplikasi Tokopedia dengan latar belakang logo aplikasi TikTok di Jakarta (31/1/2024). PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan tuntasnya proses investasi TikTok senilai total Rp 34,22 triliun di Tokopedia. Dua pemain utama e-commerce ini mengawali kemitraan dengan kampanye Beli Lokal yang diluncurkan pada Desember 2023 silam. Program ini melibatkan ribuan merchant lokal dan mencatatkan pertumbuhan penjualan lebih dari 125% di kedua platform. (Foto Dok. GOTO)


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Proses migrasi Tiktok shop ke Tokopedia terus menunjukkan perkembangan yang positif.  Kementerian Perdagangan (Kemdag)menyebutkan bahwa prosesnya sudah hampir selesai dan bakalan rampung sebelum Lebaran.

Langkah Kemdag untuk mengawal proses migrasi ini memang diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian nasional.  “Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan solusi dan kepastian hukum bagi para pelaku usaha. Kemendag juga terlihat lebih fokus pada nilai tambah atau manfaat yang dihasilkan dari integrasi kedua platform yang saling melengkapi ini bagi kelanjutan agenda besar digitalisasi UMKM,” ujar Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah. 

Piter juga memuji inisiatif Kemendag dalam memberikan masa transisi kepada Tiktok dan Tokopedia tanpa harus menghentikan bisnis e-commerce di platform kedua nya. Inisiatif ini memberikan nafas bagi UMKM yang penjualan produknya selama ini sangat tergantung pada Tiktok.

 “Itikad baik Kemendag ini membuat roda bisnis UMKM kembali berputar. Seller Tiktok tetap bisa jualan live di saat integrasi platform dan migrasi sistem terus berlangsung. Tidak kebayang kalau mereka dipaksa berhenti hanya karena alasan menunggu proses tuntas. Apalagi ini bulan Ramadan, musim panen para pedagang,” kata Piter. 

Menurut Piter yang substansial dari integrasi Tiktok dan Tokopedia adalah berpindahnya sistem elektronik, migrasi data dan transaksi ke Tokopedia, sebagaimana diatur Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).

Setelah semua aspek yang bersifat substansial terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah memastikan kenyamanan penjual dan pembeli tidak berubah. Menurut Piter pola belanja dan berdagang secara live yang dilengkapi dengan fitur “keranjang” sudah menjadi tren yang tidak bisa dilawan. Ini budaya baru yang memberikan kenyamanan dan kepraktisan.

Fakta menunjukkan, fitur belanja yang diperkenalkan Tokopedia Shop itu sangat memudahkan seller dalam berjualan dan memperluas pasar. Sementara konsumen mendapatkan kenyamanan dalam bertransaksi. “Jadi, agak aneh, sesuatu yang berjalan baik, memberikan manfaat besar, malah mau diotak atik. Yang penting transaksinya ada di Tokopedia karena regulasinya memang mengatur demikian,” katanya.

Asal tahu saja, proses migrasi dan integrasi sistem untuk kategori yang bersifat substansial, sebagian besar sudah rampung. Antara lain, pemisahan data, sistem elektronik, pembayaran hingga tampilan depan aplikasi.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Kari menjelaskan proses migrasi dibagi ke dalam tiga kategori yakni pembayaran, data dan merchant operational. Untuk saat ini yang paling terlihat perubahannya adalah dari sisi tampilan sehingga pelanggan bisa merasakan perbedaan dengan sebelumnya. Sementara yang masih dalam tahap penyempurnaan adalah link untuk tagihan pembayaran (invoice) yang diharapkan bisa tuntas secepatnya agar proses integrasi menjadi genap 100%.

 "Di back end-nya ini memang tersisa mengenai link untuk invoice. Bagian ini belum selesai dan detail itu masih ngejelimet dan dalam," kata Isy.

 Pada praktiknya, saat ini tampilan aplikasi Shop Tokopedia memang terlihat perubahan cukup mencolok. Jika pelanggan belanja melalui keranjang kuning di lapak seller di Tiktok, akan terdapat notifikasi dan pemberitahuan bahwa transaksi diproses oleh sistem Tokopedia. Begitupula setelah transaksi selesai, semua data pesanan, order atau pembelian, sudah tercatat sebagai pemesanan ke Tokopedia.

Migrasi secara back end seperti yang dilakukan Tiktok dan Tokopedia ini juga bisa ditiru platform media sosial lain, semisal Instagram ataupun Facebook yang juga menyediakan fitur belanja online. “Ya bisa saja sepanjang memenuhi ketentuan Permendag no 31,” kata Isy.

 Isy Karim menganalogikan sistem backend yang diadopsi pada fitur transaksi Shop Tokopedia dalam aplikasi TikTok sebagai sebuah poin berisikan link dalam sebuah paparan. Meskipun ada ikon keranjang dalam aplikasi media sosial TikTok, namun saat ikon keranjang diklik oleh pengguna maka secara otomatis sistem e-commerce telah beralih ke Tokopedia.

 "Keranjang kuning itu link aja bukan dalam satu aplikasi, karena si TikTok Shop dan Tokopedia komitmennya agar pengguna merasa nyaman, itu [migrasi] dibikin senyaman mungkin, hampir tidak ada jeda," ujar Isy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×