kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Hampir Rampung, Ini Progres Migrasi Tiktok Shop dan Tokopedia


Selasa, 05 Maret 2024 / 20:45 WIB
 Hampir Rampung, Ini Progres Migrasi Tiktok Shop dan Tokopedia
ILUSTRASI. Kampanye #MelokalDenganBatik oleh TikTok Shop dan Tokopedia dengan menggandeng pelaku usaha batik lokal di Yogyakarta, Senin (5/2/2024).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membeberkan bahwa proses integrasi dan migrasi sistem Tiktok Shop dan Tokopedia telah mengalami kemajuan yang baik. Proses tersebut dipastikan sudah hampir rampung. 

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan waktu tiga hingga empat bulan untuk mengintegrasikan sistem Tiktok Shop dan Tokopedia terhitung setelah Tiktok mengumumkan investasinya di platfom e-commerce tersebut pada 11 Desember 2023. 

"Saat ini, proses belanja, pembayaran hingga check out transaksi telah terpisah dari back end TikTok dan terjadi di sistem back end Tokopedia. Harapan kami, proses ini akan selesai paling lambat dalam waktu 1,5 bulan mendatang," ungkap Direktur Hubungan Eksternal GoTo Nila Marita, belum lama ini.

Migrasi sistem ini adalah kewajiban yang mesti dipenuhi Tiktok dan Tokopedia sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 yang mengharuskan pemisahan antara media sosial dan e-commerce.  Saat ini, progres migrasi sistem sudah berjalan 75% dan sisanya sebesar 25% tengah dikerjakan. 

Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut progres migrasi antara Tiktok dan Tokopedia hampir rampung. Hingga 4 Maret 2024,  prosesnya sudah mencapai 87%.

Baca Juga: GOTO Mengantongi Pendapatan Jasa E-Commerce dari Tiktok

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim, proses pemisahan TikTok Shop dan Tokopedia sudah dilakukan melalui beckend atau suatu sistem di balik layar di mana mereka mengolah database dan juga mengelola server.

“Saat ini proses pembayaran di Tiktok sudah pindah ke beckend Tokopedia. Sekarang untuk pemisahan antara Tiktok Shop dengan Tokopedia itu sudah (pindah) langsung ke Tokopedia, tidak di Tiktok lagi. Tapi di backend (Tokopedia),” jelas Isy dalam keterangannya, Selasa (5/2).

Dia juga memastikan bahwa pemisahan antara social media dan e-commerce yang dilakukan TikTok bisa saja hanya ditataran backend alias server, bukan benar-benar di aplikasi yang berbeda. Hal itu dilakukan karena Tokopedia berkomitmen untuk tidak mengganggu pengguna dalam proses migrasi ini. 

Sehingga, kata Ivy, dalam prosesnya migrasi Tiktok Shop dan Tokopedia ini cenderung tidak ketahuan. "(pemisahan di back end) kan boleh-boleh saja, tapi secara back end-nya sudah terpisah. Kita sudah buka sampai back end-nya sudah berubah, sudah tidak lagi transaksi," jelasnya.

Tiktok dan Tokopedia masih perlu menyelesaikan 13% kekurangan yang harus dilengkapi agar bisa comply atau mematuhi aturan  Salah satu yang perlu dilengkapi adalah perihal tulisan, bukan lagi memakai nama TikTok atau TikTok Shop melainkan Shop|Tokopedia.

Baca Juga: Menilik Perkembangan Migrasi Tiktok Shop ke Tokopedia

Sehingga  migrasi yang dilakukan ini tidak hanya mengubah warna dari hitam menjadi hijau, tetapi membuktikan bahwa secara backend memang sudah disesuaikan, seperti pembayaran yang tidak di tiktok shop lagi, melainkan sudah di Tokopedia.

Dalam hal ini, Isy tidak menyebut soal rencana pemisahan Tiktok dan Tiktok Shop dalam aplikasi yang berbeda. Dia hanya memastikan, migrasi atau penggabungan antara Tiktok Shop dan Tokopedia sudah cukup hanya sebatas penggunaan backend yang sama diantara keduanya. “Teknologi sekarang, masa harus pindah aplikasi lagi, browsing lagi, kan tidak. Penggabungan backend masih dianggap comply dengan aturan,.” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×