Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan obat dan farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) berhasil meraih pertumbuhan dobel digit, baik di topline maupun bottomline sampai triwulan ketiga tahun ini. Manajemen mengatakan bahwa intergrasi antar lini usaha menyebabkan kerja perseroan lebih efisien dan membaik.
"Terutama kerjasama dengan prinsipal. Supaya pembelian dan penjualan produk teroptimal," ungkap Mohamad Muhazni Bin Mukhtar kepada Kontan.co.id, Minggu (4/11).
Tak heran untuk periode yang berakhir pada 30 September 2018, laporan keuangan perseroan mencatat penjualan Neto sebesar Rp 1,73 triliun atau meningkat sebesar 11,4% dibandingkan dengan Penjualan Neto pada triwulan ketiga tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp 1,56 triliun.
Perseroan juga mencatatkan laba kotor sebesar Rp 156,39 miliar atau mengalami kenaikan sebanyak 15,1% dibandingkan pada triwulan ketiga tahun lalu yang sebesar Rp 135,85 miliar. Pada beban usaha, kontributor utama adalah beban penjualan, beban umum dan administrasi, tercatat sebesar Rp 108,71 miliar, naik 9,0% dari beban usaha yang tercatat pada triwulan ketiga tahun kemarin.
Muhazni mengatakan bahwa perseroan mengusahakan pengurusan cashflow yang fokus terutama pada tagihan. "Sehingga setiap lini bisnis kami berintegrasi mulai dari tim perseroan sendiri, prinsipal, outlets dan ditopang oleh partner banks," terangnya.
Dengan demikian, MPI mencatat laba usaha sebesar Rp 47,68 miliar, atau meningkat sebesar 31,9% dari periode yang sama pada tahun 2017. Laba periode berjalan pada triwulan ketiga tahun 2018 tercatat sebesar Rp 17,19 miliar meningkat dari Rp 11,91 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 44,4%.
Untuk target sampai akhir tahun, Muhazni optimis kinerja perseroan nanti bakal mencapai patokan bisnis di awal tahun. Sebelumnya SDPC diketahui mematok pertumbuhan bisnis sekitar 15% dengan kenaikan laba bersih 30% year on year (yoy). Adapun sampai sembilan bulan pertama tahun ini total Aset MPI meningkat dari Rp 938,01 miliar menjadi Rp 1.105,13 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 17,8%.
Sementara total Liabilitas MPI meningkat sebesar 20,8% dari Rp 725.39 miliar sampai dengan 31 Desember 2017 menjadi Rp 876,58 miliar pada triwulan ketiga tahun 2018. Total Ekuitas MPI meningkat 7,50% dari Rp 212,61 miliar menjadi Rp 228,55 miliar.
Saat ini MPI mendistribusikan tiga kategori produk yaitu obat resep, obat non resep dan alat kesehatan. Kontribusi obat resep mendominasi bisnis perseroan sebanyak 73% pendapatan sampai September 2018, atau senilai Rp 1,28 triliun.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 15% yoy. Sementara untuk produk alat kesehatan meningkat tinggi 33%, dari Rp 232 miliar di kuartal-III tahun lalun menjadi Rp 308 miliar di periode yang sama tahun ini.
SDPC saat ini memiliki 32 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan mendistribusikan produk produk dari 32 Prinsipal. Yang terbaru, perseroan tengah menjalin kerjasama degan Les’ Copaque, sebagai pemilik lisensi animasi terkenal Upin & Ipin, untuk menggunakan ikon Upin & Ipin pada produk perseroan yaitu pasta gigi Upin & Ipin untuk anak yang mengandung xylitol (non fluoride) dan vitamin untuk anak dengan merk CITR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News