Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Minamas Plantation terus menggenjot program peremajaan (replanting) kelapa sawit. Terhitung per Juni 2019, Minamas telah berhasil meremajakan seluas 55.000 hektare (ha) perkebunan sawit miliknya. Realisasi replanting tersebut setara 43,5% dari total luas lahan yang mendesak diremajakan seluas 97.440 ha.
Head Plantation Upstream Indonesia Minamas Plantation Shamsuddin Muhammad mengatakan, peremajaan kelapa sawit milik perusahaan ini telah dimulai sejak 2010 dan kemudian digenjot sejak 2012 dan terus ditingkatkan untuk mempercepat program peremajaan perusahaan.
Sejauh ini, anak usaha perusahaan sawit asal Malaysia, Sime Darby Group ini memiliki 268.000 ha lahan Hak Guna Usaha (HGU). Dari jumlah tersebut, baru seluas 201.000 ha yang sudah ditanami kelapa sawit. Lahan tersebut tersebar di sejumlah tempat seperti Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.
Lebih lanjut Shamsuddin menuturkan, sejak 2018 Minamas terus meningkatkan peremajaan di perkebunan sawit mereka. Bila sebelumnya luas lahan yang di-replanting setiap tahunnya sekitar 14.000 ha atau setara 7% dari total luas lahan produksi, kini Minamas sudah meningkatkannya menjadi 15% dari total luas lahan produksi.
Untuk mempercepat peremajaan sawit dan mendapatkan bibit berkualitas, Minamas juga telah memproduksi bibit sawit sendiri. Saat ini perusahaan telah mengantongi izin untuk pembibitan sawit termasuk untuk komersial. Meski tidak menyebutkan target produksi, tapi Shamsuddin mengatakan, mereka akan lebih fokus memproduksi bibit untuk memenuhi kebutuhan perusahaan pada tahap awal.
Corporate Communication Minamas Minamas Plantation Ingrid Clarissa menambahkan, pihaknya terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas bibit sawit. Selain untuk keperluan sendiri, Minamas juga akan menjual bibit secara komersil.
Minamas juga tengah mengembangkan industri hilir kelapa sawit dengan memproduksi minyak goreng. Minamas menggunakan merek 'Alif' untuk minyak goreng yang diproduksi. Rencanannya, minyak goreng ini akan diluncurkan pada awal paruh kedua tahun ini.
Untuk mencapai target-target tersebut, Shamsuddin mengatakan, Minamas berupaya menekan biaya operasional di tengah penurunan harga sawit global. Selain itu, pihaknya juga terus berupaya memperbesar pasar ekspor dengan mencari negara-negara lain yang dapat menjadi pasar baru.
"Apalagi sekarang ini ekspor ke India dikenakan bea masuk yang cukup tinggi, jadi kita harus cari pasar-pasar baru, karena market di dalam negeri sudah tidak cukup menampung produksi CPO kita," ujar Shamsuddin, Selasa (18/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News