Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sime Darby Plantation Berhad (SDP), perusahaan sawit asal Malaysia, melalui anak usahanya Minamas Plantation memperkenalkan platform Crosscheck yakni sistem keterlacakan berbasis web yang memungkinkan semua orang dapat melacak sumber pasokan minyak sawit SDP hingga ke pabrik minyak kelapa sawit (PMKS).
Group Managing Director Sime Darby Plantation Berhad, Mohamad Helmy Othman Basha mengatakan di Sime Darby Plantation, sustainability bukan hanya sebuah konsep, melainkan tindakan nyata untuk mewujudkan industri kelapa sawit yang bertanggungjawab dan kredibel.
Baca Juga: Minamas Plantation genjot replanting sawit hingga garap pasar minyak goreng
Ia mengatakan, platform Crosscheck adalah langkah awal bagi perusahaan untuk mewujudkan komitmen tersebut. Melalui Crosscheck , pihaknya menyediakan traceability platform yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun.
"Crosscheck tidak hanya diperuntukan oleh konsumen saja, namun, bagi siapa pun yang tertarik untuk mengetahui sistem keterlacakan rantai pasokan produk kelapa sawit yang transparan. Ini adalah era baru dari industri kepala sawit,” ujarnya dalam dialog yang yang bertajuk Sustainability Dialogue: Introduction to Crosscheck – Drawing the Line on Deforestation, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (11/9).
Ia melanjutkan, crosscheck merupakan bagian dari perjalanan keberlanjutan perusahaan dimana perusahaan telah menjalankan Zero-Burning Pledge lebih dari 30 tahun yang lalu, termasuk kebijakan No-Deforestation, No-Peatland, dan No-Exploitation (NDPE), Responsible Agriculture Charter dan Human Rights Charter.
Sebagai platform online, saat ini Crosscheck dirancang untuk menggabungkan lebih banyak data dan telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mengeksplorasi fitur baru untuk meningkatkan sistem Crosscheck kedepannya.
Mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih yang hadir dalam dialog tersebut menambahkan, traceability bukan akhir dari sustainability, melainkan itu adalah langkah awal dari paradigma pembangunan yang berkelanjutan, atau sustainable development.
Baca Juga: Tunas Baru Lampung (TBLA) catatkan kinerja positif, bisnis hilir jadi penolongnya
Ia bilang, jika berbicara mengenai perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia, ada dua realitas yang ada, pertama adalah perubahan customer acceptance terhadap produk kelapa sawit, dan kedua adalah perkembangan produsen kelapa sawit itu sendiri.
"Untuk itu, keterlacakan rantai pasokan akan mampu menjembatani dan memperkuat keduanya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News