kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Mittal Bakal Isi Ceruk Baja Domestik yang Besar


Rabu, 19 Mei 2010 / 12:58 WIB
Mittal Bakal Isi Ceruk Baja Domestik yang Besar


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Rencana masuknya ArcelorMittal untuk berinvestasi di sektor industri baja di Indonesia memang bukan kabar burung.

Direktur Banten Global Development Rudi Radjab membenarkan adanya kerjasama antara Banten Global Development dengan ArcelorMittal. Menurutnya, kerjasama joint venture ini diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) joint venture antara Mittal dengan Banten Global Investment sejak Desember tahun lalu.

Rudi bilang, Mittal berminat untuk mendirikan pabrik baja di Indonesia karena melihat peluang pasar baja domestik di Indonesia masih cukup besar. Jumlah kebutuhan atau permintaan baja di Indonesia masih lebih besar ketimbang suplai yang ada.

Bayangkan saja, kebutuhan baja nasional setiap tahunnya mencapai sekitar 10 juta ton, sementara itu saat ini industri baja nasional baru bisa memenuhi permintaan sekitar 5 juta ton - 6 juta ton. Artinya, masih ada sekitar 4 ton baja yang masih harus diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, Indonesia juga memiliki bahan baku yang melimpah.

Saat ini pihak Mittal masih melakukan studi kelayakan. Dalam studi kelayakan ini, Mittal melakukan berbagai pengkajian seperti melihat ketersediaan bijih besi dan kesiapan sarana infrastrukturnya. "Dari studi kelayakan ini nantinya akan dilihat produk baja jenis apa yang kira-kira berpotensi untuk dikembangkan," kata Rudi kepada KONTAN Selasa (18/5).

Mittal, kata Rudi juga akan melakukan studi kelayakan mengenai sarana dan prasarana pendukung seperti infrastruktur pelabuhan dan fasilitas energi di Serang, tempat lokasi pabrik baja ini. Jika studi kelayakan yang dijadwalkan akan selesai pada awal Juni tahun ini, Rudi bilang penandatanganan Joint venture dengan Mittal akan segera dilaksanakan pada akhir Juni nanti.

Dalam kerjasama ini memang Mittal menguasai mayoritas saham yaitu sekitar 80%. Sedangkan Banten Global Development, kata Rudi hanya akan menguasai sekitar 10% - 20%. "Sebab kemampuan Banten Global Development tidak terlalu besar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×