Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kehadiran mobil murah atau low cost green car (LCGC) masih dicibir banyak kalangan karena memberikan banyak dampak negatif. Namun Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto, mencoba menggambarkan sisi positifnya.
Sisi positif bisa dilihat dari kontribusi “mobil murah” terhadap pendapatan pusat dan daerah. Kendati tanpa Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), LCGC tetap menyumbangkan banyak pemasukan buat pemerintah. Ia menguraikan dengan hitung-hitungan kasar.
“Sekarang LCGC sudah terjual 80.000 unit. Misalnya satu mobil harga Rp 100 juta, berarti jika ditotal mencapai Rp 8 triliun. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yaitu 10% dari situ, berarti sudah Rp 800 miliar masuk ke kas Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah kebagian pendapatan dari Bea Balik Nama (BBN), yakni 10%, berarti Rp 800 miliar juga,” beber Jongkie, di Jakarta, Senin (13/5/2014).
Tidak hanya itu, Pemerintah DKI juga mendapatkan “jatah” besar. Jongkie mengungkapkan, sedikitnya 60% unit "mobil murah" didaftarkan dengan STNK plat B (Jakarta). Paling tidak nilainya mencapai Rp 500 miliar.
“Jadi jangan dilihat negatifnya saja, LCGC setidaknya sudah menyumbang Rp 1,6 triliun sejak diluncurkan November 2013 sampai dengan hari ini. Jelas menambah kas Pemerintah Pusat dan Daerah,” pungkasnya. (Febri Ardani Saragih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News