Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai salah satu eksportir nanas terbesar di dunia, kini Indonesia bakal masuk ke pasar Amerika Serikat untuk mengekspor nanas madu. Pada tahap awal di tahun depan, ekspor nanas madu direncanakan sebanyak 10.000 ton yang berasal dari petani di Lampung dan Subang.
Direktur Buah dan Bunga Direktorat Jenderal Hortikulutra Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menyatakan pada kunjungan pihak Badan Karantina AS beberapa waktu lalu, mereka menyampaikan minat besar terhadap buah nanas madu Indonesia yang memiliki ukuran kecil dan rasa manis yang sangat pekat. "Mereka sempat survei ke kita, ke Subang karena di sana ada sentra nanas, dan di Lampung juga," jelas Sarwo saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (11/7).
Menurut Sarwo, AS tertarik untuk membeli 10.000 ton nanas madu Indonesia untuk dikirim tahun depan. Adapun menurut Sarwo, Indonesia memang sudah mengekspor nanas ke AS namun baru dalam jumlah sedikit.
Mengenai kemampuan produksi nasional, Sarwo meyakini pengusaha buah Indonesia mampu menyanggupi permintaan tersebut. Ia menyebut PT Great Giant Pineapple sebagai salah satu kandidat yang tertarik untuk melakukan ekspor tersebut, terutama karena memiliki lahan kebun nanas yang sangat luas di Lampung dan kemampuan produksi yang stabil.
"Tapi ada beberapa pengusaha lain yang juga akan mengekspor, GGP khusus dari Lampung dan dari Subang akan ada pengusaha lain," kata Sarwo.
Menurutnya, Indonesia bakal siap mengekspor nanas madu tersebut tahun depan, bahkan kalau bisa tahun ini. Pasalnya, produksi nanas Indonesia berlangsung relatif sepanjang tahun sehingga bila terdapat permintaan pasar bakal selalu bisa disanggupi kapan saja.
Tak hanya itu nanas saja, menurut Sarwo kini produk salak pondoh dan manggis juga tengah dijajaki AS. Namun untuk dua produk ini masih belum terlalu didalami.
"Mungkin satu-satu dulu nanti sesudah nanas," katanya.
Asal tahu, mengutip data Badan Pusat Statistik untuk kinerja hingga April 2018, Indonesia telah mengekspor nanas sebanyak 3,32 juta kilogram atau setara dengan US$ 2,14 juta. Angka ini melesat tinggi dibanding periode sama setahun lalu di 2,04 juta kilogram dan nilai US$ 1,47 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News