Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Harga karet sepanjang enam bulan pertama tahun ini masih kendor. Menurut data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), harga rata-rata komoditas ini ini berada di level US$ 2,79 per kilogram (kg) atau turun 21,85% dibandingkan periode yang sama 2012 yang sebesar US$3,57 per kg.
Dampaknya, nilai ekspor karet menyusut 17,23% dibandingkan tahun lalu. Periode Januari-Juni 2013, nilai ekspor karet mencapai US$ 3,65 miliar. Bandingkan dengan nilai ekspor karet periode yang sama tahun lalu yang tembus hingga US$ 4,41 miliar.
Di sisi volume, ekspor karet pada semester I-2013 naik 5,6% menjadi 1,31 juta ton ketimbang periode sama tahun lalu seberat 1,24 juta ton.
Erwin Tunas Asisten Direktur Eksekutif Gapkindo tidak berani memprediksikan berapa besar nilai ekspor karet sampai akhir tahun. Namun, melihat harga karet, nilai ekspor karet lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Tahun lalu, nilai ekspor karet sebesar US$ 7,86 miliar dengan volume mencapai 2,44 juta ton. Tahun ini, ekspor karet sekitar 2,5 juta ton. "Harga masih belum terangkat," kata Erwin kepada KONTAN belum lama ini.
Amerika Serikat (AS) jadi pasar utama karet Indonesia. Tahun lalu, Paman Sam membeli 572.278 ton karet senilai US$ 1,84 miliar. China membeli 437.750 ton senilai US$ 1,42 miliar. Jepang di posisi ketiga yang membeli 389.234 ton senilai US$ 1,26 miliar.
Sampai semester I-2013, volume ekspor karet ke AS mencapai 281.044 ton turun ketimbang periode sama tahun lalu yang sekitar 298.172 ton. Nilainya sekitar US$ 835 juta, turun ketimbang tahun lalu yang senilai US$ 1 miliar.
China juga mengurangi impor karet dari Indonesia menjadi 234.849 ton dari 259.506 ton di tahun lalu. Sementara ekspor karet ke Jepang masih tetap sekitar 203.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News