Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Total ruang perkantoran yang tersedia di Kawasan Niaga Jakarta sepanjang 2018 naik sebesar 481.000 meter persegi. Dengan begitu total persediaan lahan kantor di Kawasan Niaga Jakarta sampai akhir 2018 terhitung sebanyak 6,45 juta meter persegi.
PT Colliers International Indonesia yang merupakan perusahaan konsultan properti melihat, pertumbuhan volume persediaan lahan kantor di Kawasan Niaga Jakarta membuat persaingan menjadi lebih kompetitif. “Akibatnya mencari tenant menjadi lebih sulit dan menantang,” kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto pada Rabu (9/1).
Catatan Colliers, di tahun 2015 tingkat okupansi perkantoran Kawasan Niaga Jakarta sempat mencapai 90% dengan total persediaan lahan kantor sekitar 5 juta meter persegi. Tahun 2017, persediaan lahan kantor di Kawasan Niaga Jakarta sekitar 5,9 juta meter persegi dengan okupansi sekitar 83%.
Nah di tahun 2018 dengan total persediaan lahan sebanyak 6,45 juta meter persegi, okupansi Kawasan Niaga Jakarta turun menjadi 81,9%. “Sebelumnya perkiraan kita bakal turun di bawah 80%, tetapi dua gedung kantor besar menjadwalkan ulang mulai beroperasinya menjadi di 2019,” tambah Ferry.
Pertumbuhan tarif sewa rata-rata perkantoran di Kawasan Niaga Jakarta juga mengalami penurunan di tahun 2018 ini karena persaingan semakin ketat. Pada akhir 2018, rata-rata tarif sewa perkantoran turun 12% menjadi Rp 284.247 per meter persegi untuk setiap bulannya.
Ferry menjelaskan, hampir setengah dari total gedung perkantoran menurunkan harga sewanya di bawah harga pasaran. Untuk perkantoran kelas premium, bahkan turun 20% di tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 menjadi rata-rata Rp 358.682 per meter persegi setiap bulan.
Colliers memprediksi dalam beberapa tahun ke depan, okupansi ruang kantor di Kawasan Niaga Jakarta bakal kembali membaik. “Misalnya adanya MRT di sepanjang Jalan Sudirman bakal menambah value kawasan kantor di lokasi tersebut,” kata Ferry.
Salah satu katalis bakal berasal dari industri co-working space, fintech, dan perusahaan asuransi. Diprediksi, pertumbuhan okupansi Kawasan Niaga Jakarta bakal tumbuh 1% per tahun.
Jika dirinci, Kawasan Niaga Thamrin mengalami penurunan okupansi sebesar 1% menjadi 90,3%. Kawasan Niaga Sudirman turun hingga 5% menjadi 80,3%. Kawasan Niaga Mega Kuningan juga mengalami penurunan sebesar 2,8% menjadi 68,7%.
Beberapa di antara Kawasan Niaga yang mengalami pertumbuhan okupansi di antaranya adalah Kawasan Niaga Rasuna Said sebesar 4,3% menjadi 90,5%. Kemudian Kawasan Niaga Gatot Subroto tumbuh 1,9% menjadi 79%. Terakhir Kawasan Niaga Satrio tumbuh 13,3% menjadi 81,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News