kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Onderdil lokal tertekan produk impor


Jumat, 26 Agustus 2016 / 11:33 WIB
Onderdil lokal tertekan produk impor


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pelaku bisnis industri komponen otomotif dalam negeri minta agar pemerintah segera mengerem investasi asing di sektor ini.  Mereka meminta pemerintah memasukkan industri komponen ringan seperti baut dan mur untuk kendaraan bermotor, dan suku cadang lain yang sudah ada di dalam negeri ke daftar negatif investasi (DNI).

Pasalnya, saat industri otomotif lesu, permintaan komponen otomotif turun. Akibatnya permintaan lesu sementara mereka asing datang dengan harga lebih murah. 

"Kami mengharapkan adanya koordinasi antara Kemprin, BKPM, dan instansi lain untuk menyeleksi pemain asing yang bakal masuk," kata Ketua Umum Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdhani usai menemui Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Rabu (24/8).

GIAMM minta pemerintah mengatur masuknya investasi asing, hanya membuka industri komponen yang belum mampu diproduksi oleh indsutri lokal. "Supaya pemain lokal ini tidak tersingkir. Karena pemain asing yang masuk ini biasanya punya hubungan istimewa dengan prinsipalnya yang punya pabrik mobil di Indonesia. Ini menyulitkan kami," katanya.

Ia mengaku mulai khawatir dengan gencarnya investasi asing yang masuknya di industri komponen belakangan ini. Investor asing ini memiliki kemampuan teknologi yang cukup tinggi dan memilih di bidang usaha yang saat ini digarap industri lokal.

Sebab jika pabrikan otomotif nantinya pilih memakai onderdil yang diproduksi oleh investor baru yang juga rekanan mereka, maka industri dalam negeri bakal mati. Jika permintaan hanya mengandalkan pasar ritel akan membuat industri lokal kalah. "Industri komponen yang membutuhkan volume besar supaya dia bisa survive," papar Hamdani.

Kekhawatiran dampak gencarnya investasi asing di bisnis onderdil mobil ini mulai dirasakan pemain lokal. "Porsi bisnis kami jadi semakin kecil," kata Janto I. Pangestu, Sekretaris Perusahaan PT Garuda Metalindo Tbk kepada KONTAN, Kamis (25/8).

Janto melihat, investasi asing yang gencar masuk di sektor bisnis ini berasal dari Jepang. "Bisnis mereka sedang susah di negaranya. Kalau mereka masuk ke sini akan menyebabkan industri lokal tertekan," kata Janto.

Memukul industri kecil

Namun tidak demikian produsen piston silinder PT Galih Ayom Paramesti mengklaim tak khawatir dengan persaingan ini. Ignatius Sumardi, Direktur PT Galih Ayom Paramesti mengatakan perusahaannya masih belum merasakan persaingan keras. 

Menurut dia, banjirnya pemain asing dirasakan industri  skala kecil menengah (UMKM). "Perusahaan Jepang seakan diperintahkan untuk mencari UMKM asal Jepang juga. Jadi yang merasakan dampak pengusaha UMKM binaan Yayasan Darma Bhakti Astra," ujar Ignatius kepada KONTAN, Kamis (25/8).

Ignatius berpendapat agar tidak saling berebut pasar, sebaiknya investasi asing tetap boleh saja masuk ke Indonesia asal harus bekerja sama dengan pemain lokal. "Mestinya yang asing itu bergabung dengan kami, bukannya berdiri sendiri," jelas Ignatius.

Menanggapi keluhan Kementerian Perindustrian berjanji akan mengkaji permintaan dari industri komponen otomotif tersebut. "Kami sedang mengkaji klasifikasi baku lapangan usahanya (KBLI), mana yang perlu kami tutup. Kalau sudah selesai skemanya baru kami ajukan ke Badan Koordinasi

Penanaman Modal," kata I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Kamis (25/8).

Putu mengakui ada banyak industri komponen otomotif yang masuk Indonesia. Dalam catatan Kemprin pada semester I-2016 jumlahnya sudah mencapai 700-an. Kemprin tentu tak ingin masuknya asing ini justru membunuh industri lokal yang ada.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×