Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Medco Energy berencana mengembalikan salah satu blok kepada pemerintah Indonesia pasca akuisisi Ophir Energi.
Hal ini dikemukakan oleh President & General Manager Ophir Medco Energy Ignatius Tenny Wibowo ketika ditemui dalam gelaran Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition 2019. "Ada yang mau dilepas, yang mau dikembalikan ke pemerintah itu Blok North East Bengkanai," ungkap Tenny, Jumat (6/9).
Langkah ini, menurut Tenny diambil setelah perusahaan menilai potensi cadangan blok tersebut tidak masuk dalam perhitungan keekonomian. Pihak Ophir Medco Energy telah mengirimkan surat kepada pemerintah dan kini tengah menanti persetujuan serta perpindahan data.
Baca Juga: Akhir Bulan Ini, Medco (MEDC) Harus Bayar Utang Jatuh Tempo
Sekedar informasi, Ophir telah melakukan eksplorasi selama 6 tahun pada blok tersebut. Selain itu, menurut Tenny perusahaan telah melaksanakan semua komitmen. "Jika nanti pemerintah menilai belum selesai, kami mengikuti aturan pemerintah saja," jelas Tenny. Namun, Tenny memastikan, pihaknya belum melakukan pengeboran pada blok tersebut.
Sementara itu, Tenny menampik pihaknya berniat melepaskan PI pada Blok Bengkanai. Potensi cadangan yang besar disebut Tenny sebagai alasan perusahaan enggan melepas blok tersebut. "Itu (Bengkanai) cadangannya besar, mau ditingkatkan kenapa harus dilepas. Produksinya masih banyak," ujar Tenny.
Adapun, berdasarkan survei seismik yang dilakukan, potensi cadangan gas blok tersebut diperkirakan sekitar 2 triliun kaki kubik (tcf). Ophir Medco sendiri sejauh ini telah memperoleh perjanjian jual beli gas dengan PT Perusahaan Listrik Negara.
Baca Juga: Turunkan rasio utang terhadap EBITDA, ini strategi Medco Energi (MEDC)
"Sekarang 20 juta MMscfd kirim ke PLN sebab PLN membangun fasilitas sekitar 3 kilometer hingga 4 kilometer dari tempat kami," sebut Tenny.
Asal tahu saja, Dengan integrasi dengan Ophir, MEDC, anggota indeks Kompas100 ini, mengklaim dapat melakukan penghematan hingga US$ 30 juta per tahun. Integrasi ini dilakukan salah satunya dengan melepaskan aset-aset milik Ophir pasca akuisisi. Aset-aset yang akan dijual tersebut adalah Blok R Equatorial Guinea, Aru, Papua Barat, Bangladesh, dan Vietnam blok 123 dan 124.
Dalam Public Expose MEDC pada 19 Agustus 2019 silam, Direktur Operasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Ronald Gunawan mengatakan aset-aset tersebut dilepas karena dinilai berisiko tinggi dan memerlukan nilai investasi yang besar.
Baca Juga: Soal pelepasan sebagian aset Ophir, ini komentar Medco Energi (MEDC)
Meski demikian, manajemen MEDC masih enggan untuk menyebut nilai dari aset-aset yang dilepas tersebut. “Kami belum bisa menginfokan terkait hal ini,” ungkap manajemen MEDC kepada Kontan.co.id, (4/9).
Saat ini, MEDC juga tengah aktif untuk menambah portofolio aktif, di antaranya adalah perluasan areal East Natuna dengan membeli 100% partisipasi di North Sokang PSC. Rencananya, program eksplorasi di blok ini akan aktif pada 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News