Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejumlah warga Rembang masih menolak rencana pembangunan pabrik semen. Mereka menilai proyek pabrik semen merusak lingkungan. Aksi demonstrasi penolakan itu yang berlangsung pekan ini bahkan sempat berbuntut ricuh. Toh, tentangan itu tidak menyurutkan PT Semen Indonesia Tbk dan PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) menggelar ekspansi di wilayah itu.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Tbk, mengatakan, perusahaan ini sebetulnya sudah mengkaji proyek ini secara detil, termasuk dalam membuat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Proses kajian itu setidaknya memakan waktu dua tahun selama periode 2010-2012.
"Kami sebagai BUMN tidak mungkin melanggar aturan Amdal yang sangat penting," tandas Agung kepada KONTAN, Jumat (24/7).
Oleh sebab itu Agung lega Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang menolak gugatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan sebagian warga Rembang. Dia juga menyatakan bahwa proses hukum atas tuduhan pelanggaran aturan Amdal ini tidak berdampak apapun dari segi bisnis Semen Indonesia Tbk.
"Sebab hakim memerintahkan, selama proses pengadilan berlangsung, proses pembangunan pabrik baru kami di Rembang tidak perlu dihentikan," ujarnya. Sejauh ini, berbagai tentangan itu juga belum sampai menaikkan dana investasi yang dianggarkan Semen Indonesia.
Sejak awal, perusahaan itu menganggarkan investasi Rp 3,71 triliun untuk membiayai proyek Rembang yang berkapasitas 3 juta ton per tahun itu. Sejak Juli 2014 sampai saat ini, proses pembangunan pabrik semen di Rembang ini sudah 55% dari target.
"Targetnya pabrik baru ini beroperasi pada Oktober-November 2016,” jelas Agung.
Fransiscus Welirang, Wakil Presiden Direktur PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, induk usaha SMS, juga memastikan bahwa perusahaan itu sudah mengikuti prosedur Amdal. “Prosesnya itu memakan waktu dua tahun dan melibatkan warga Pati. Jadi yang demo dan menggugat itu apa benar mewakili sebagian besar warga?” kata Franciscus pada KONTAN, Jumat (24/7).
Dia juga menyatakan bahwa penolakan ini tak berdampak besar bagi bisnis SMS. Namun Franciscus menegaskan, SMS datang ke Pati dan berinvestasi dengan niat yang baik dan memberi manfaat bagi daerah tersebut. Jika upaya mereka tidak disambut baik oleh warga, perseroan ini siap tak melanjutkan proses pembangunan pabrik semen di Pati Rencananya, pabrik semen baru milik SMS di Pati itu berkapasitas produksi 4,4 juta ton per tahun. Nilai investasinya sebesar Rp 7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News