kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pak Jokowi, kebijakan DMO Sawit bisa jaga kelangsungan produk bahan bakar 100% sawit


Jumat, 17 Juli 2020 / 10:05 WIB
Pak Jokowi, kebijakan DMO Sawit bisa jaga kelangsungan produk bahan bakar 100% sawit
ILUSTRASI. Produk Bahan Bakar Sawit (BBS) Pertamina


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina berharap pasokan kelapa sawit untuk bahan baku pembuatan bahan bakar 100% sawit (BBS) bisa terjaga. Salah satu upayanya adalah menetapkan domestic market obligation (DMO) sawit dan merumuskan price cap untuk sawit di dalam negeri.

Kebijakan ini mirip dengan kebijakan PT PLN yang dulu meminta agar ada DMO batubara dengan harga khusus US$ 70 per ton. Seperti diektahui, PT Pertamina akhirnya berhasil memproduksi bahan bakar 100% sawit (BBS) alias D100 dengan produksi 1.000 barel per hari.

Baca Juga: Program B100 Jokowi berhasil diwujudkan, Pertamina kini punya bahan bakar 100% sawit

Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina mengungkapkan, untuk menyukseskan program bahan bakar 100% sawit atau D100 agar terus berkelanjutan maka diperlukan kepastian pasokan sawit sebagai bahan baku energi. "Harus ada DMO dan harga khusus (price cap) sawit," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (15/7).

Nicke memastikan bahwa Pertamina saat ini sudah siap untuk melakukan produksi BBS dehingga ketersedian pasokan menjadi penting. "Kalau kami tugasnya secara teknis dan kapasitas produksi sudah siap denhgan kilang-kilang kami yang dimodifikasi," imbuh dia.

Dia mengatakan, kebijakan soal DMO sawit bisa dibahas dengan lintas kementerian, sebab pada dasarnya sawit adalah komoditas yang dibawah Kementerian Pertanian dan industrinya di Kementerian Perindustrian.

"Nanti Menko Perekonomian yang mungkin bahas. Sekarang harus dikaitkan antara harga CPO dengan minyak, sebab CPO sekarang bisa jadi bahan bakar," ungkapnya.

Terkait keekonomian produk, Nicke mengatakan bahwa harga CPO saat ini lebih tinggi dari harga crude. "Disana memang nanti bicara soal price cap agar produk D100 yang dihasilkan menjadi ekonomis," urainya.

Baca Juga: Perintis Bahan Bakar 100% Sawit, Subagjo: Keinginan Jokowi sudah dipenuhi Pertamina

Keuntungan dari Indonesia memproduksi D100, kata Nicke adalah bisa mengurangi neraca defisit berjalan yang setiap tahun terus naik. "Kami akan produksi 20.000 bph untuk satu unitnya nanti 2023," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×