kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Pangkas Beban, RICY Kerek Harga Jual


Selasa, 25 Juni 2013 / 07:20 WIB
ILUSTRASI. Pergerakan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dibayangi sejumlah rencana kebijakan pemerintah. REUTERS/Yusuf Ahmad/File Photo


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. Menyiasati beban operasional yang kian membengkak, manajemen PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) mengerek harga jual sebesar 3% hingga 5%. Tingginya beban operasional merupakan buntut dari naiknya tarif listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM).

Tirta Heru Citra, Direktur Keuangan Ricky Putra Globalindo mengatakan, mahalnya tarif listrik dan BBM membuat beban produksi perusahaan meningkat sekitar 20%-30%. Guna mencapai kinerja maksimal, maka perusahaan melakukan penyesuaian harga.

"Penyesuaian harga sudah kami lakukan sejak April lalu," ujarnya belum lama ini. Upaya lainnya, RICY memindahkan kegiatan produksi utama. Jadi, produksi pabrik di Cibinong akan dikurangi 30%. Sementara target produksi di Bandung akan ditingkatkan sebesar 50%.

Tirta menilai, langkah ini efektif untuk menekan biaya produksi. Selain dari energi, komponen biaya produksi lainnya, yakni upah pekerja juga bisa diminimalisir. Sebagai perbandingan, upah minimum pekerja di Jakarta mencapai Rp 2 juta per orang. Sedangkan di Banduug hanya Rp 1,3 juta per karyawan.

Tahun ini, perusahaan menargetkan produksi akan meningkat sebesar 20%. Tahun lalu, produksi pakaian dalam (underwear) sebanyak dua juta potong per bulan. Sementara produksi pakaian luar (outerwear) mencapai 250.000 potong per bulan.

Berarti, tahun ini, Ricky Putra Globalindo berharap, bisa memproduksi sekitar 2,4 juta potong underwear per bulan dan 300.000 potong outerwear saban bulan. Tirta tidak khawatir, naiknya harga jual akan mengurangi volume penjualan.

Perusahaan yang terkenal dengan produk pakaian dalam pria bermerk GT Man ini menargetkan pendapatan pada tahun ini mencapai Rp 880 miliar. Target pendapatan tahunan ini tumbuh sekitar 17% dari tahun lalu yang mencapai Rp 749 miliar.

Hingga akhir Juni 2013, penjualan RICY diperkirakan mencapai Rp 440 miliar. Angka tersebut naik 35,86% dari pencapaian RICY di semester I–2012 yang sebesar Rp 323,35 miliar. RICY telah memiliki 20 jaringan distribusi.

Total outlet mencapai 14.000 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sampai tutup tahun 2013, RICY menargetkan bisa menambah outlet-nya jadi 15.000 gerai. Penambahan gerai ini menjadi salah satu opsi perusahaan untuk memperbaiki kinerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×