Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pariwisata, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) menyambut positif kebijakan Pemerintah untuk mengizinkan wisatawan mancanegara (wisman) masuk Bali. Adapun wisman yang diperbolehkan hanya berasal dari lima negara yaitu Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Selandia Baru.
Corporate Secretary Panorama Sentrawisata AB Sadewa mengatakan negara-negara yang diperbolehkan masuk melalui Bali memang bukanlah negara yang biasa di-handle oleh PANR. Namun demikian, AB Sadewa melihatnya sebagai sebuah langkah yang sangat bagus.
"Kami memandang ini sangat positif, ini hal yang kami nantikan. Ini juga menjadi titik terang bagi pariwisata inbound, walau negara-negara yang diizinkan masuk bukanlah negara yang biasanya di-handle oleh Panorama," jelasnya kepada Kontan, Selasa (5/10).
Lebih jauh, AB Sadewa mengatakan efek dari kebijakan tersebut terhadap kinerja juga belum akan terlihat banyak hingga akhir tahun. Hal ini juga karena proyeksi bahwa belum akan banyak wisman yang datang dari negara yang diperbolehkan tersebut. Selama ini PANR sendiri banyak melayani wisman inbound asal Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, Afrika Selatan, dan Asia.
Baca Juga: Kinerja Panorama (PANR) akan ditopang bisnis travel dan leisure yang mulai bangkit
Ia menambahkan, kemungkinan jika negara-negara tersebut turut dibuka, maka kebijakan tersebut akan semakin berefek pada kinerja PANR tahun ini.
Namun demikian, pihaknya juga telah siap dengan persiapan khusus dalam menyambut wisman masuk lagi. Hal ini terlihat dalam proses transportasi untuk antar jemput. Sementara mengenai protokol kesehatan, PANR sendiri sudah mengantongi sertifikat keamanan dari World Tourism and Travel Council (WTTC) dan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Sepanjang 2020 hingga kini, saat kami belum bisa menerima tamu, kami sibuk membuat produk-produk baru dan menyesuaikan dengan tren pasca pandemi. Misalnya, lebih menekankan pada wellness, lalu mengarahkan pada destinasi yang tidak ramai, dan menekankan pada pengalaman, seperti wisata kuliner, budaya hingga berbelanja di pasar tradisional," sambungnya.
Ia menambahkan, kebijakan karantina 8 hari bagi para wisman tersebut, bisa menjadi salah satu hal yang mengurungkan niat wisman mendatangi Bali. Pihaknya melihat, dari syarat tersebut, menandakan para wisman harus memiliki waktu yang lebih panjang untuk berlibur.
"Karantina 8 hari ini masih jadi barrier, kecuali Bali dibuat sebagai wide scale quarantine. Kami pikir, karantina 8 hari terlalu lama, tidak sesuai dengan market wisman yang dibuka ini," tutupnya.
Selanjutnya: Level PPKM turun, Panorama Sentrawisata (PANR) yakin pariwisata akan pulih cepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News