Reporter: Umbara Purwacaraka, Herlina KD, Ario Fajar |
JAKARTA. Pemerintah berencana melarang mobil yang diproduksi di atas tahun 2005 memakai bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rencana tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan produsen mobil. Kebijakan yang diterapkan mulai Januari 2011 itu diperkirakan berdampak negatif terhadap pasar mobil nasional.
Alhasil, target penjualan mobil 2011 yang ditetapkan sebanyak 800.000 unit terancam meleset. Widyawati, General Manager Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, pasar mobil tahun depan bisa turun 10% dari target. Itu artinya, penjualan mobil tahun depan diperkirakan turun menjadi hanya sekitar 720.000 unit.
Jumlah itu sama dengan penjualan tahun ini yang diperkirakan mencapai 720.000 unit. "Tapi pembatasan BBM bersubsidi itu belum berjalan, sehingga kami masih menaruh harapan besar terhadap penjualan mobil nasional tahun depan", ujar Widyawati.
Meski begitu, TAM sendiri sudah mulai mengantisipasi lesunya pasar mobil tahun depan. Sebagai penguasa pasar mobil nasional, TAM memperkirakan, penjualan 2011 bisa meleset 8% dari target awal sebanyak 280.000 unit. Dengan begitu, penjualan TAM tahun depan diperkirakan hanya 257.600 unit.
Angka itu tumbuh sekitar 9,9% dibanding tahun ini yang diperkirakan mencapai 234.294 unit. Menurut Widyawati, penerapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) progresif yang mulai diterapkan 2011 itu ikut mempengaruhi lesu pasar mobil nasional.
Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) membenarkan pembatasan BBM bersubsidi bakal berdampak terhadap pasar mobil nasional. Menurut Amelia, kondisi pasar yang lesu juga dialami semua merek mobil.
Tapi, ia menilai, kondisi itu tak akan berlangsung lama. “Pada awalnya, konsumen mencoba menyeimbangkan pengeluaran karena bahan bakar naik, lalu berpikir bagaimana mendapatkan mobil yang bisa lebih irit," ujar dia.
Karena itu, mobil-mobil hemat bahan bakar akan terus dicari konsumen. Oleh sebab itu, ADM optimistis penjualan tahun depan tetap kinclong dan menargetkan penjualan tahun depan sebanyak 121.000 unit, atau naik 10% dari tahun ini yang diperkirakan bakal mencapai 110.000 unit.
Amelia mengaku, Daihatsu Xenia masih menjadi tulang punggung penjualan ADM tahun depan. "Xenia termasuk mobil efisien dari segi bahan bakar, sehingga akan tetap dicari," kata Amelia.
Bambang Trisulo, anggota dewan pengawas Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan, rencana pembatasan BBM bersubsidi tidak akan berdampak besar bagi pasar mobil. "Awalnya mungkin masyarakat shock, tapi itu tidak akan lama," imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News