Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akhirnya memutuskan untuk menurunkan produksi batubara pada tahun ini. Perusahaan milik Garibaldi Thohir atau Boy Thohir itu sebelumnya masih melihat situasi pasar dan harga batubara sekaligus dampak dari penyebaran Covid-19.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, memperhatikan kondisi pasar batubara saat ini, maka ADRO mengantisipasi penurunan produksi dengan kisaran 10% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu, atau pada kisaran bawah target tahun ini yaitu 54-58 juta ton.
"Penurunan ini utamanya pada jenis batubara thermal. Adaro akan berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," kata Febriati ke KONTAN, kemarin.
Dia mengatakan, langkah ini sejalan dengan himbauan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) kepada para produsen batu bara di Indonesia untuk memangkas target produksi untuk menyeimbangkan kondisi di pasar batu bara yang tertekan akibat pelemahan ekonomi global dan menurunnya kebutuhan listrik industri karena COVID-19.
"Kami juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan," ungkap dia.
Febriati menjelaskan, Adaro juga akan terus fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis dan mempertahankan kinerja yang solid.
Sebelumnya, harga batubara yang turun membuat kinerja PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di kuartal I-2020 kurang memuaskan. Pendapatan perusahaan tambang batubara ini pada tiga bulan pertama tahun ini capai US$ 750 juta atau turun 11% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2019.
Penurunan pendapatan ADRO disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata batubara sebanyak 17%. Harga batubara yang lemah semakin tertekan oleh penurunan permintaan akibat melemahnya ekonomi global karena penerapan lockdown terkait wabah virus corona.
Kedua segmen batubara termal dan metalurgi di operasi pertambangan ADRO terdampak oleh sentimen tersebut seiring penurunan harga batubara global.
Kendati demikian, di tengah kondisi pasar yang sulit, volume produksi batubara ADRO masih mengalami peningkatan sebesar 5% (yoy) menjadi 14,41 juta ton. Sementara volume penjualan batubara naik 8% (yoy) menjadi 14,39 juta ton di kuartal I-2020 berkat dorongan permintaan dan operasi yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News