kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasca IPOP, produsen komitmen CPO ramah lingkungan


Senin, 11 Juli 2016 / 18:03 WIB
Pasca IPOP, produsen komitmen CPO ramah lingkungan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bubarnya Manajemen Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP) tidak serta merta menjadikan perkebunan kelapa sawit di Indonesia meninggalkan prinsip sustainability. 

Perusahaan eks anggota IPOP tetap melanjutkan komitmen implementasi kebijakan yang ramah lingkungan dalam menyerap produk Crude Palm Oil (CPO), baik dari petani langsung maupun melalui perusahaan. 

Namun, bedanya, saat ini, perusahaan menetapkan standarnya masing-masing, tanpa harus berada di bawah satu payung manajemen.

Togar Sitanggang, Senior Corporate Affairs Manager Grup Musim Mas mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen penuh terhadap visi perusahaan yaitu mencapai industri kelapa sawit yang berkelanjutan. 

Musim Mas juga mendorong petani sawit untuk ikut di dalam sistem rantai pasok perusahaan, yang mana produk dan pengembangan perkebunannya dapat ditelusuri dan transparan. 

Dengan demikian, Musim Mas bisa memastikan kalau pasokan CPO yang diserap berdampak positif bagi lingkungan.

"Komitmen tentang sustainability kami tidak berubah. Komitmen adalah komitmen," ujarnya kepada KONTAN, Senin (11/7).

Apalagi, lanjut Togar, sebelum bergabung dalam managemen IPOP, setiap perusahaan sebenarnya sudah memiliki kebijakan keberlanjutan masing-masing. 

Setiap perusahaan memastikan produk kelapa sawit yang diserap telah memenuhi standar ramah lingkungan seperti yang diterapkan dalam standar IPOP. Tujuannya adalah untuk mempertahankan daya jual kepala sawit Indonesia di pasar global.

Menjadi rujukan konsumen

Master Parulian Tumanggor, Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia mengatakan produk sawit yang ramah lingkungan, tetap menjadi rujukan utama bagi konsumen CPO di pasar global. 

Karena itu, ia menekankan, IPOP bubar bukan atas dasar keinginan sendiri, melainkan karena desakan pemerintah. Karena itu, Wilmar tetap menjunjung tinggi pengembangan perkebunan kelapa sawit yang memenuhi standar-standar ramah lingkungan.

Namun dalam hal ini, setiap perusahaan menentukan standarnya sendiri terkait produk sawit ramah lingkungan. Untuk itu, pembubaran IPOP tidak serta merta membuat komitmen pada kelestarian lingkungan dikesampingkan. 

Tidak tertutup kemungkinan, standar yang selama ini digunakan IPOP tetap dipertahankan perusahaan. Hanya, bedanya, saat ini dilakukan atas kebijakan sendiri dan bukan atas dasar kebersamaan atau kesepakatan dengan perusahaan lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×