Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Usai lebaran, pasokan komoditas hortikultura mulai berangsur normal. Di Pasar Induk Kramat Jati, aktivitas perdagangan sudah kelihatan lagi setelah terhenti saat lebaran. Harga beberapa produk hortikultura pun mulai melandai.
Sugiono, Asisten Manajer Usaha dan Pengembangan Pasar Induk Kramat Jati mengatakan harga cabai dan bawang merah mulai turun. Per tanggal 6 Agustus, harga cabai rawit merah sebesar Rp 45.000 per kilogram (kg). Namun Senin awal minggu ini, harga cabai rawit merah sudah turun menjadi Rp 35.000 per kg.
Lalu, untuk harga cabai keriting juga turun 31,43% menjadi Rp 24.000 per kg pada periode tersebut. Per 6 Agustus 2013, harga cabai keriting mencapai Rp 35.000 per kg.
Harga bawang merah yang sempat membuat ibu-ibu rumah tangga berteriak juga turun menjadi Rp 35.000 per kg. Padahal, per tanggal 6 Agustus, harga bawang merah mencapai Rp 45.000 per kg.
Faktor yang sangat berpengaruh pada penurunan harga tersebut adalah pasokan dan tentu saja permintaan tidak setinggi sebelum lebaran. "Pasokan sudah mulai meningkat pada H+2 lebaran," kata Sugiono kepada KONTAN, kemarin.
Soegiono mengatakan, pasokan cabai yang telah masuk pasar induk tersebut setelah lebaran antara lain dari Sukabumi dan Garut. "Tapi jumlahnya masih di bawah 100 ton untuk cabai," kata dia.
Ia bercerita, aktivitas pasar induk mulai berhenti dua hari menjelang lebaran. Makanya pasokan hortikultura tidak ada. Sehingga wajar apabila saat lebaran, harga produk hortikultura melambung tinggi. "Ini dimanfaatkan untuk menaikan harga," katanya.
Berbeda dengan cabai dan bawang merah, produk hortikultura lainnya seperti seledri dan bawang daun malah makin meroket. Biasanya, harga bawang daun sekitar Rp 11.000 per kg. Per 13 Agustus 2013, harga bawang daun mencapai Rp 23.000 per kg.
"Harga bawang daun memang mahal karena pasokan kurang. Mudah-mudahan sore bisa turun," kata Sugiono.
Meski demikian, Sugiono juga menyatakan permintaan belum meningkat signifikan. Karena itu, pedagang pasar induk juga belum menambah pasokan. "Pedagang juga menyesuaikan dengan permintaan. Kalau bertambah, tinggal menghubungi petani. Sudah mekanisme pasar, " terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News