Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahan baku obat (BBO) sempat terhambat pasokannya ke Indonesia. Pasalnya, China sebagai supplier bahan baku sempat stop produksi karena pandemik Covid-19 (corona). Adapun kelangkaan ini dikabarkan membuat harga bahan baku obat melonjak tinggi.
Sebagai produsen farmasi yang bahan bakunya juga masih banyak dipasok dari luar negeri, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) merespon perihal ini.
President Director Kalbe Farma, Vidjongtius menjelaskan sejauh ini semua produk masih menggunakan persediaan barang yang disimpan selama 4 hingga 5 bulan. "Oleh karenanya belum dampak kenaikan harganya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (4/3).
Baca Juga: Strategi Kimia Farma (KAEF) antisipasi dampak banjir
Vidjongtius tidak merinci stok bahan baku masih cukup untuk rentan berapa lama. Di sisi lain, anak usaha Kalbe Farma yang memproduksi obat generik, PT Hexpharm Jaya Laboratories yang bahan bakunya 65% sampai 70% dipasok dari China merasakan harga rata-rata bahan baku obat naik 40% hingga 50%.
President Director Hexpharm Jaya Laboratories Mulia Lie menjelaskan, saat ini suplai bahan baku dari China mulai bertahap masuk. "Kami juga sudah bangun stock bahan baku jadi tidak masalah untuk produksi dan suplai ke pasar," ujarnya.
Adapun saat ini China sudah mulai memasok bertahap dan Hexpharm juga sudah membangun stock bahan baku sehingga tidak ada masalah untuk produksi serta penjualan ke pasar.
Meskipun bahan baku dari China masih diselimuti sentimen virus corona, Mulia bilang belum ada rencana membeli bahan baku dari negara lain.
Pasalnya kalau mau mencari alternatif bahan baku dari negara lain untuk menggantikan pasokan BBO dari China, tidaklah mudah. Hexpharm Jaya membutuhkan kajian dan penelitian lagi.
Baca Juga: Pabrik obatnya terdampak banjir, begini penjelasan Kalbe Farma (KLBF)
Adapun mengenai dampak fluktuasi rupiah yang melemah terhadap dolar AS, sudah menjadi sinyal yang diwaspadai Hexpharm Jaya.
Mulia bilang, sejauh ini Hexpharm Jaya masih melakukan konsolidasi terkait acuan kurs dan hedging tahun ini sehingga belum bisa membeberkan rencananya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News