kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan kantor bakal berlebih di 2014


Kamis, 12 Juli 2012 / 20:31 WIB
Pasokan kantor bakal berlebih di 2014
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Adisti Dini Indreswari |

JAKARTA. Dalam beberapa tahun mendatang, terutama 2014, pasokan ruang kantor di Jakarta akan bertambah secara signifikan. Selama kurun waktu itu konsultan properti Colliers International memproyeksikan tidak kurang dari 1,4 juta meter persegi (m2) ruang kantor baru akan masuk ke pasar.

Associate Director Colliers, Ferry Salanto bilang, proyek perkantoran yang selesai tahun 2014 akan menghadapi situasi yang menantang. Terutama yang berlokasi di TB Simatupang, Jakarta Selatan lantaran hampir separuh pasokan baru berada di sana.

Hingga saat ini, kawasan TB Simatupang tercatat memiliki 14% dari total ruang kantor di seluruh Jakarta, atau seluas 284.948 m2. Sepanjang tahun 2013-2014 nanti penambahannya diprediksi seluas 451.390 m2.

"Pengembang yang melihat potensi perkantoran di TB Simatupang masuknya bersamaan, jadi selesainya menumpuk di tahun 2014," ujar Ferry di Jakarta, Kamis (12/7). Kebanyakan perusahaan yang memilih berkantor di TB Simatupang bergerak di bidang minyak dan gas, barang konsumen, telekomunikasi, dan kontraktor.

Akibatnya, tingkat okupansi bisa menurun lantaran kenaikan permintaan belum tentu bisa mengimbangi penambahan pasokan. "2013 masih belum (menurun), tapi 2014 tanda tanya," ujar Senior Associate Director Office Services Colliers, Sutrisno R. Soetarmo.

Sudah turun

Padahal, per akhir semester satu 2012 saja tingkat okupansi kantor di TB Simatupang sudah merosot 4% dalam satu kuartal, menjadi 92%. Penurunan tingkat okupansi dialami oleh perkantoran lama yang dibangun sekitar tahun 1990-an.

Sama halnya dengan harga. Sutrisno memprediksi kenaikan harga kantor di TB Simatupang sepanjang tahun 2014 nanti paling banter hanya 5% setahun. "Tapi harganya memang sudah tinggi sekali, sulit dikerek lagi," imbuh Sutrisno.

Kendati demikian, pengembang yang sedang membangun empat menara perkantoran South Quarter di TB Simatupang, PT Intiland Development Tbk masih melontarkan rasa optimisnya. "Kami juga sudah mengkalkulasi. Data-data makro ekonomi masih oke," ujar Direktur Eksekutif Intiland, Archied Noto Pradono ketika dihubungi KONTAN, Kamis.

Archied bilang pemasaran South Quarter akan dimulai dalam waktu dekat. "Sejauh ini kami baru sounding dari mulut ke mulut," akunya. Target pasar South Quarter adalah perusahaan multi nasional di bidang sumber daya alam. Sayang, Archied tidak bersedia membocorkan tarif sewanya.

Archied mengklaim keunggulan South Quarter dibanding proyek lain yang lokasinya sama-sama di TB Simatupang adalah mengusung konsep bangunan hijau. Selain itu, South Quarter tidak hanya menyediakan ruang kantor tapi juga terintegrasi dengan fasilitas lainnya. Rencananya, di atas lahan seluas 7,1 hektare (ha) yang dimiliki Intiland memang akan dibangun juga kondominium, apartemen servis, dan area ritel.

Makanya, Archied percaya diri seluruh ruang kantor di South Quarter sudah diserap pasar selama dua tahun masa pembangunan. Adapun groundbreaking-nya sudah dimulai awal Maret lalu dan diperkirakan rampung di kuartal dua 2014.

Di sisi lain, pasar properti Jakarta sampai semester 1 2012 masih menunjukkan tren positif. Menurut catatan Colliers, total pasokan ruang kantor saat ini ada 6,48 juta m2 setelah mendapat tambahan 210.179 m2 sepanjang kuartal dua. Hingga 70% pasokan masih terpusat di central business district (CBD). Colliers memperkirakan di sisa tahun akan ada tambahan 350.000 m2 lagi.

Meskipun pasokan terus bertambah, namun permintaan masih tinggi, terutama di CBD. Colliers mencatat, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, tingkat okupansi di CBD naik 3,4% menjadi 95,9%. Sedangkan di luar CBD naik tipis menjadi 92,4%.

Kenaikan tingkat okupansi yang terjadi turut diiringi kenaikan harga. Untuk CBD, tarif sewa per m2 per bulan dalam rupiah sudah naik 7,2% menjadi Rp 143.087. Tarif sewa dalam US$ naik lebih tinggi lagi yaitu 13,8% menjadi US$ 26,60. Sedangkan di luar CBD naik 5,1% menjadi Rp 99.610.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×