Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Masih melimpahnya pasokan batubara di pasar internasional membuat harga jual komoditas tersebut terus mengalami penurunan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batubara acuan (HBA) per Agustus 2014 sebesar US$ 70,29 per ton, atau turun 3% dibandingkan penetapan patokan harga di bulan sebelumnya sebesar US$ 72,45 per ton.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan, pasokan batubara terutama di China masih cukup tinggi sehingga belum mampu mendongkrak harga jual. "Namun, tingginya pasokan tidak hanya berasal dari Indonesia, negara lain seperti Australia dan Amerika Serikat juga banyak yang menjual ke sana," kata dia, Rabu (13/8).
HBA yang ditetapkan pemerintah mengacu pada empat indeks perdagangan batubara baik di domestik maupun internasional, yaitu Index Platts 59, New Castle Export Index, New Castle Global Coal Index, serta Indonesia Coal Index (ICI). Menurut Sukhyar, seluruh indeks tersebut relatif mengalami kemerosotan harga sehingga berdampak pada penetapan HBA.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu mengatakan, harga jual batubara hingga akhir tahun 2014 ini diproyeksikan sulit naik karena tingginya volume produksi terutama dari Indonesia, Australia, China, dan Amerika Serikat. "Kalau pasokan tetap tinggi, kami perkirakan pada akhir tahun ini, harga jual batubara bisa akan turun di bawah US$ 68 per ton," kata dia.
Pada Tahun ini, Kementerian ESDM mamproyeksikan produksi batubara akan mencapai 421 juta ton, atau relatif sama dengan tahun lalu. Sedangkan realisasi produksi sepanjang Semester-I 2014 mencapai 213 juta ton, atau  naik 7,6% dibandingkan dengan Semester-I 2013 sebanyak 198 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News