Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) mulai membuka pintu bagi perusahaan pelayaran swasta agar terlibat di jalur tol laut. Bila tidak ada halangan, Kemhub siap melelang beberapa jalur tol laut ke pihak swasta.
Menteri Perhubungan Budi Karya, seperti dikutip Tribunnews menyebutkan, ada tiga rencana rute tol laut yang bakal dilelang. Pertama, rute dari Jakarta menuju sisi barat Sumatera, Sibolga hingga ke Nangroe Aceh Darussalam.
Kedua, dari Surabaya menuju ke beberapa wilayah di Kalimantan Utara. Ketiga adalah tetap dari Surabaya dengan tujuan Nusa Tenggara Timur hingga ke Ambon. Sayang, Budi tidak merinci waktu pelaksanaan lelang tersebut. Termasuk nilainya.
Yang jelas, para pebisnis pelayaran yang tergabung dalam Indonesian National Shipowners Association (INSA) menyambut positif rencana tersebut.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto bilang, phak swasta siap mengikuti tender seperti rencana pemerintah. "Pengusaha pelayaran dapat menggunakan kapal sendiri, sedangkan pemerintah menyiapkan subsidi bagi operasional kapal," ujar Carmelita Hartoto kepada KONTAN, Selasa (11/10).
Keterlibatan pelayaran swasta bisa memberi efek positif, khususnya mengoptimalkan hubungan jalur laut antar daerah yang ada di Indonesia. Selain itu, langkah ini bisa meminimalisir jurang harga komoditas antara di wilayah Barat Indonesia dengan Timur Indonesia.
Namun secara pribadi, Carmelita yang juga menjabat Direktur Utama PT Andhika Lines, tidak tertarik mengikuti tender tersebut. "Kami tidak bermain di angkutan kontainer," katanya lagi.
Sedangkan PT Trada Maritime Tbk berminat mengikuti tender tersebut. Bila memenangkan tender, tentu bisa mengerek pendapatan perusahaan. "Kemungkinan kami akan ikut tender jalur logistik," kata Marthalia Vigita, Sekretaris Perusahaan Trada Maritime ke KONTAN.
Sejauh ini, Trada Maritime mengoptimalkan jalur logistik di rute pendulum (alur laut nusantara) yang sudah dimiliki dengan memakai kapal berukuran besar.
Untuk bisa memenangkan tender tersebut, perusahaan pelayaran ini bersiap menyediakan armada anyar yang lebih sehat. Maklum, perusahaan dengan kode saham TRAM ini baru meneken kontrak pembelian satu unit kapal kontainer berkapasitas 2.702 petikemas 20 kaki senilai
US$ 6,5 juta. "Kami nilai jalur yang ditenderkan berpotensi. Misalnya di jalur Sumatera, kami selama ini kerap lewat Medan," tandasnya.
Selain itu, ada kemungkinan perusahaan ini menambah kapal lagi untuk bisa mengimbangi jalur pelayaran yang sudah ada. Supaya tidak terjadi ketimpangan di jalur yang sudah beroperasi.
Sedangkan PT Pelni yang mendapat tugas dari pemerintah untuk menjalankan enam jalur tol laut perdana mengklaim sudah ada kemajuan dalam arus balik dari Natuna. "Biasanya terisi penuh oleh rumput laut dan ikan," kata Akhmad Sujadi, Humas PT Pelni kepada KONTAN. Saat ini, rata-rata tingkat okupansi enam rute itu saat berangkat sekitar 58%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News