Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pada tahun ini Pelindo III menargetkan kenaikan arus peti kemas menjadi 5,7 juta TEUs atau meningkat sebesar 7% ketimbang dengan arus peti kemas tahun 2018 yang sebesar 5,3 juta TEUs.
Sekretaris Peusahaan Pelindo III, Faruq Hidayat mengatakan kenaikan ini salah satunya akan dipicu oleh peningkatan arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Hal ini sejalan dengan selesainya pekerjaan pendalaman kolam pelabuhan dari sebelumnya minus 8 meter LWS (low water spring/rata-rata permukaan air laut) menjadi minus 12 meter LWS.
Tak hanya itu, sambungnya, peningkatan arus peti kemas transhipment domestik yang dipicu oleh tarif khusus 65% dari tarif normal, dan juga peningkatan arus peti kemas di Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Bagendang Sampit, dan Pelabuhan Bumiharjo.
“Di wilayah timur kami juga optimis meningkat seperti di Kupang. Karena ada pembangunan industri mangan di wilayah tersebut, serta di Waingapu yang juga ada pembangunan industri gula,” sebut Faruq.
Sementara itu, curah kering ditargetkan mencapai 72 juta ton atau meningkat tipis sekitar 1% dari tahun 2018 yang berkisar 71 juta ton. Sedangkan untuk curah cair ditargetkan sebesar 3,1 juta meter kubik atau meningkat 6% dari tahun 2018 yang berkisar 2,9 juta meter kubik.
Selanjutnya, ia menambahkan, untuk arus penumpang kapal laut ditargetkan mencapai 3 juta orang atau meningkat 5% dari tahun 2018 yang berkisar 2,9 juta orang. Kemudian arus hewan juga ditargetkan 122.000 ekor atau tumbuh tipis 1% dibanding tahun 2018 yang sebesar 120.000 ekor hewan.
Selanjutnya, Pelindo III menargetkan arus kunjungan kapal meningkat dari sekitar 66 ribu unit atau setara 264 juta gros ton di tahun 2018 menjadi 69 ribu unit atau setara 276 juta gros ton di tahun 2019.
“Target peningkatan yang di segala segmen bisnis operasional pelabuhan Pelindo III tersebut membuat proyeksi target pendapatan usaha juga meningkat. Pendapatan usaha tahun 2018 sekitar Rp 10 triliun dan ditargetkan meningkat 11 persen di tahun 2019 atau sekitar Rp 11,2 triliun,” pungkas Faruq Hidayat dalam siaran pers, Rabu (13/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
