Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - HANOI. Pasar kendaraan baterai listrik (BEV) Indonesia heboh! Jaecoo, brand BEV asal Tiongkok melempar Jaecoo J5 EV ke pasaran dengan harga yang membikin shock. Jaecoo menjual BEV perdana kelas SUV dengan harga Rp 200 juta- Rp 300 jutaan, saat B-Class EV SUV rata-rata dijual di kisaran harga Rp 450 juta sampai Rp 500 jutaan.
Berlaku bagi 1.000 pembeli perdana, kehadiran Jaecoo yang diklaim sebagai the real SUV ini diyakini akan mengubah ‘harga’ pasar mobil dengan pasar tergendut di Indonesia.
Bisik-bisik terdengar, banyak pabrikan mobil yang kini mulai pasang kuda-kuda, menyiapkan strategi agar tak terlibas di pasaran.
Salah satunya VinFast. Produsen kendaraan listrik asal Vietnam siap menghadapi pasar dengan beragam strategi. Tak ingin berperang harga, VinFast memilih melengkapi diri dengan membangun ekosistem secara massif.
“Pasar BEV di Indonesia sangat menjanjikan bagi VinFast. Kami yakin dan percaya dengan ekosistem yang lengkap, konsumen akan mendapat experience yang tak dimiliki pemain lain,” ujar Kariyanto Hardjosoemarto, Chief Executive Officer VinFast Indonesia kepada KONTAN di Hanoi, Jumat (7/11/2025).
Baca Juga: Kementerian ESDM Beri Sinyal SPBU VIVO Akan Dapat Pasokan BBM, Sekitar 100.000 Barel
VinFast memiliki dua program benefit buat para calon konsumennya di Indonesia. Pertama, program pengisian daya gratis selama tiga tahun di stasiun pengisian daya VinFast yang dioperasikan oleh V-Green (berlaku hingga 1 Maret 2028).
Kata Kerry, panggilan karib Kariyanto, VinFast Indonesia juga terus menambah jumlah SPKLU hingga tingkat kabupaten di seluruh Indonesia. Meski baru dua tahun di pasar Indonesia, total kopral SPKLU VinFast sebanyak 2.000 gun tersebar di 1.650 lokasi di Jabodetabek, Makassar, hingga Surabaya. Targetnya, tahun ini akan ada 5.000 SPKLU di Indonesia,
Kedua, program buy back atau resale value. Kebijakan pembelian kembali dan tukar tambah BEV Vinfast ini hingga 90% setelah 6 bulan penggunaan, 86% setelah satu tahun, 78% setelah 2 tahun, dan 70% setelah 3 tahun pemakaian.
Skemanya, setelah tim penjualan dan teknis VinFast melakukan inspeksi, evaluasi, serta konfirmasi kelayakan, VinFast akan menawarkan opsi tukar kendaraan baru (bagi pelanggan yang ingin upgrade) atau membeli kembali kendaraan dengan harga kompetitif.
Dengan kebijakan jaminan nilai kendaraan ini, VinFast menegaskan komitmen jangka panjangnya di pasar Indonesia serta menunjukkan kepercayaan kuat terhadap kualitas produknya.
Dikombinasikan dengan kebijakan penjualan menarik dan program pengisian daya gratis, produsen kendaraan listrik asal Vietnam yang terdaftar di Nasdaq ini juga ingin meningkatkan daya tariknya di pasar Indonesia sekaligus berkontribusi terhadap upaya transisi energi hijau secara nasional.
Baca Juga: Usai Serap 100.000 Barel, BP-AKR Tambah Kargo BBM 100.000 Barel pada November 2025
Hingga September 2025, VinFast mampu menjual (wholesale) 2.841 B-EV, di luar taksi perusahaan yang sudah mencapai 5.000 unit kendaraan. “Penjualan Oktober yang baru saja kami submitkan ke Gaikindo sebesar 210 unit, naik dari periode bulan September 156 unit,” ujar Kerry.
Animo pasar serta strategi penjualan yang tepat, memantapkan p[rodusen kendaraan listrik asal Vietnam ini akan terus memantapkan diri menjelajah pasar mobil listrik di Indonesia ini dengan mengebut penyelesaikan pabrik Subang, Jawa Barat yang menelan investasi hingga US$ 300 juta.
Fasilitas ini menjadi salah satu dari dua pabrik pertama VinFast di luar negeri dan ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2025. Selaimn dana internal, pendanaan proyek pabrik Subang diperoleh melalui perjanjian pinjaman sindikasi jangka panjang dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank) senilai Rp 1,85 triliun (US$110 juta).
VinFast menargetkan kapasitas produksi awal sebesar 50.000 kendaraan per tahun di fasilitas Subang, dengan fleksibilitas ekspansi di masa depan. Saat ini, VinFast juga telah merekrut 900 karyawan yang dipersiapkan operasi pabriknya di Indonesia.
Baca Juga: MTI: Kebijakan ODOL per Wilayah Bisa Timbulkan Ketidakpastian Distribusi Logistik
Kerry menyebut, bagi VinFast, Indonesia diposisikan tidak hanya sebagai pasar utama, tetapi juga hub strategis untuk ekspor kendaraan listrik ke kawasan ASEAN.
“Prioritas kami adalah memenuhi permintaan domestik, namun pabrik ini juga akan menjadi basis ekspor sehingga Indonesia berperan ganda—sebagai produsen utama sekaligus eksportir EV regional,” jelas Kerry.
Pabrik yang rencananya akan beroperasi pada akhir 2025 akan memproduksi VF 3 sebagai model pertama yang dibikin Indonesia. Saat ini, VinFast masuk ke berbagai segmen populer melalui jajaran produk seperti VF 3, VF 5, VF 6, VF e34, hingga VF 7.
Selanjutnya: Tertekan Harga Batu Bara, Begini Kinerja Hasnur Internasional (HAIS) Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: Rekomendasi Destinasi Liburan di Selatan Thailand, Jajal Yuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













