kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemakaian BBM PLN akan turun 21%


Kamis, 05 Februari 2015 / 16:54 WIB
Pemakaian BBM PLN akan turun 21%
ILUSTRASI. Waspada, Ini 5 Penyabab Telapak Kaki Sakit dan Penyakit Terkait yang Menyertai


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.  PT PLN (Persero) menargetkan pemakaian bahan bakar minyak pembangkit listrik pada 2015 sebesar 5,7 juta kiloliter. Target tersebut lebih rendah 21% dibandingkan realisasi 2014 sebesar 7,2 juta kiloliter.

Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta, Kamis mengatakan, pihaknya bertekad terus menurunkan pemakaian BBM pembangkit.

"Pada 2015, pemakaian BBM turun menjadi 5,7 juta kiloliter," ujarnya.

Menurut dia, penurunan pemakaian BBM sekitar 1,5 juta kiloliter terutama berasal dari pembangkit di Medan yang memakai gas. Sebelumnya, pembangkit di Medan menghabiskan sekitar 3 juta kl BBM.

Selain itu, pemakaian BBM di Jawa-Bali juga berkurang sekitar 100.000 kiloliter dengan beroperasinya PLTG di Benoa dan PLTU Celukan Bawang di Bali.

Dua pembangkit ini mulai beroperasi pada pertengahan 2015, dan akan mengurangi pemakaian BBM di sistem Jawa-Bali dari 900.000 menjadi 400.000-500.000 kiloliter.

Dengan penurunan pemakaian BBM tersebut, lanjutnya porsi BBM dalam bauran energi ditargetkan turun menjadi sebesar 8,85% dari realisasi 11,37%.

Untuk gas, menurut Suryadi, pemakaiannya ditargetkan mengalami kenaikan menjadi 475 triliun "British thermal unit" (TBTU) dari realisasi 2014 sebesar 450 TBTU.

"Peningkatan pemakaian gas terutama di Medan yang menggantikan BBM dan Bali dari rencana operasi terminal gas di Benoa dan PLTU Celukan Bawang," tuturnya.

Pada rapat kerja Komisi VII DPR dengan Menteri ESDM Sudirman Said, Rabu (4/2) malam, disepakati subsidi listrik sebesar Rp 66,15 triliun.

Asumsi yang dipakai adalah kurs Rp 12.500 per dollar AS, harga minyak (ICP) US$ 60 per barel, pertumbuhan 9%, penjualan 216 tera Watt hours (Twr), susut 8,45%, dan porsi BBM 8,85%.

Lalu, biaya pokok penjualan dipatok Rp 1.282 per kWh atau Rp 277,5 triliun, tarif listrik Rp1.072 per kWh, subsidi operasi untuk pelanggan subsidi Rp 57,6 triliun, marjin usaha 7% atau Rp7,18 triliun. Sedangkan penundaan tarif penyesuaian Rp 1,3 triliun. (Kelik Dewanto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×