Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebulan yang lalu, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengeluarkan kebijakan untuk memangkas populasi final stock (FS) dalam bentuk telur berusia 19 hari dengan kuota sebanyak 10 juta butir per minggu. Meski begitu, kebijakan ini ternyata belum mampu mengangkat harga ayam di tingkat peternak.
"Seharusnya dampak pemangkasan telur ini sudah dirasakan, tetapi faktanya harga ayam hidup khususnya ayam-ayam yang berukuran kecil belum juga naik," ujar Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi kepada Kontan.co.id, Selasa (1/10).
Baca Juga: Sejumlah sumur peternak ayam layer di Sumatra disegel kepolisian
Sugeng pun menambahkan, harga produksi di tingkat peternak justru mengalami kenaikan karena harga day old chicken (DOC) yang meningkat menjadi Rp 4.500 per ekor. Saat ini, harga produksi bisa mencapai Rp 17.700 per ekor, harga ini dengan perkiraan harga DOC Rp 3.000 per ekor.
Berbeda dengan harga produksi yang masih tinggi, harga jual ayam hidup pun masih di bawah biaya pokok produksi yang sekitar Rp 17.500. Bahkan, ada beberapa di daerah ada yang sekitar Rp 16.000 per ekor.
Sugeng berharap dari pemangkasan telur tetas yang sudah dilakukan akan ada kenaikan harga jual di tingkat peternak pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News