Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri karoseri masih mengupayakan pertumbuhan bisnis di tengah pasar otomotif yang tengah lesu. Seiring dengan geliat proyek infrastruktur dan kebutuhan transportasi publik, dinilai akan mendorong permintaan perakitan kerangka kendaraan di pasaran.
Mengenai proyeksi pertumbuhan tahun ini, dari sisi Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) masih belum berani berspekulasi. Sebab kondisi bisnis karoseri tahun kemarin belum terlalu cemerlang lantaran pasar tak kunjung bergairah.
"Harapan kami ada peningkatan pasar tahun ini, seiring dengan kebutuhan produksi kendaraan baru dan normalisasi kendaraan," ujar T.Y Subagyo, Sekretaris Jenderal Askarindo, Minggu (9/2). Dari segi segmen pasar, permintaan dari swasta masih mendominasi bisnis karoseri.
Baca Juga: Usai IPO, Ini Strategi Putra Rajawali Kencana (PURA) Mengerek Laba Dua Kali Lipat
Sebab, rata-rata setiap tahun kebutuhan pemerintah akan karoseri menyumbang 20% dari total permintaan pasar. Tahun ini industri masih menghadapi berbagai tantangan, selain kelesuan pasar kendaraan bermotor juga kebijakan over dimensi over load (ODOL) yang menjadi pekerjaan rumah besar industri karoseri dan transportasi.
Dengan kondisi bisnis seperti ini, Subagyo melihat pelaku industri belum akan memutuskan untuk menambah kapasitas produksi yang baru. Terkait kapasitas terpasang karoseri nasional, ia belum dapat membeberkannya lantaran keterbatasan asosiasi mendata ratusan perusahaan karoseri yang tersebar di Indonesia.
Sebelumnya Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat kapasitas produksi untuk truk mencapai 93.000 unit setiap tahunnya. Menurut asosiasi untuk pulau Jawa dan Sumatra saja jumlah industri karoseri mencapai 550 buah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News