Reporter: Nurmayanti |
JAKARTA. Pemerintah menargetkan produksi gula rafinasi naik dari 2,1 juta ton per tahun menjadi 3,3 juta ton dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, permintaan gula rafinasi dari industri lokal, semisal industri makanan dan minuman, terus meningkat.
Namun, target ini sulit tercapai lantaran bahan baku gula mentah alias raw sugar Indonesia masih 100% bergantung pada pasokan impor. Itulah sebabnya pemerintah dan pelaku usaha kini tengah menyusun matriks tentang kebutuhan raw sugar. Selanjutnya mereka akan mendirikan 15 pabrik gula mentah di dalam negeri. "Dengan adanya pabrik gula mentah di dalam negeri,
ketergantungan impor akan lepas dan produksi rafinasi meningkat," kata Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi (AGRI) M. Yamin, pekan lalu.
Dari hitungan awal AGRI, Indonesia membutuhkan investasi sekitar US$ 1,875 miliar untuk membangun 15 pabrik gula mentah mulai 2010. Perkiraan investasi masing-masing pabrik US$ 125 juta.
Rencananya, lokasi pabrik itu berada di luar Jawa, seperti di Papua. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan industri dan investasi tersebar lebih merata ke seluruh daerah. "Matriks akan jadi acuan bagi siapa yang mau berinvestasi," kata Yamin,
Pendirian pabrik gula mentah, menurut Yamin, menjadi penting karena menurut tren, dalam lima tahun ke depan, harga gula mentah akan stabil di kisaran 22,76 sen dollar AS per pon dari harga sebelumnya sekitar 12 sen - 15 sen dollar AS per pon.
Menteri Perindustrian M.S Hidayat menilai, menaikan produksi gula konsumsi dan industri merupakan agenda vital untuk mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan. "Serta untuk penyerapan tenaga kerja," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News