kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah impor 2.300 sapi perah dari Australia


Selasa, 29 Mei 2012 / 07:50 WIB
Pemerintah impor 2.300 sapi perah dari Australia
ILUSTRASI. Gantikan posisi Kylian Mbappe, PSG siap datangkan Robert Lewandowski. Pool via REUTERS/Bernd Thissen


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pemerintah tahun ini akan mendatangkan sapi perah impor sebanyak 2.300 ekor dari Australia. Sapi impor tersebut akan dikembangkan di sentra peternakan sapi di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Harapannya, sapi-sapi ini akan mampu menaikkan populasi sapi perah sebesar 4,3% menjadi 630.326 ekor.

Fauzi Luthan, Direktur Budidaya Ternak Kementerian Pertanian (Kemtan) mengatakan, peningkatan populasi sapi perah perlu agar produksi susu segar dalam negeri naik. Jika saat ini produksi susu lokal hanya mencukupi 37% kebutuhan nasional. Diharapkan, pada tahun 2020 produksi lokal dapat memenuhi 50% kebutuhan.

Menurut Fauzi, selain impor, untuk mencapai target itu pihaknya akan melakukan pelatihan dan penyuluhan kepada peternak lokal agar lebih intensif mengembangbiakkan sapi perah. "Setiap tahun kelahiran anakan sapi perah lokal hanya 80.000 ekor, kami berupaya agar minimal setengahnya benar-benar menjadi sapi perah," ujarnya, Senin (28/5).

Produksi susu segar nasional tahun ini diperkirakan akan mencapai 1,2 juta ton atau 9,4% lebih tinggi dibanding tahun lalu yang sebanyak 1,1 juta ton. Sedangkan permintaan pasokan susu segar dalam negeri sendiri sebanyak 3,12 juta ton per tahun.

Dengan produksi yang masih rendah, maka sampai saat ini 63% kebutuhan susu nasional masih didapatkan dari impor. Fauzi mengatakan, rendahnya produksi dikarenakan sedikitnya populasi sapi perah di Indonesia. Berdasarkan sensus sapi 2011, jumlah sapi perah lokal sebanyak 603.852 ekor. Untuk memenuhi seluruh kebutuhan, menurut Fauzi, dibutuhkan populasi sapi perah tiga kali lipat.

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, konsumsi susu nasional masih rendah, hanya 11,09 liter per kapita per tahun. Di Thailand, konsumsi per kapita mencapai 33,7 liter per kapita per tahun. "Permintaan yang meningkat akan membuat industri susu lokal bergairah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×