Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Indonesia Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan pemerintah menginginkan Jerman untuk mengembangkan industri farmasi, terutama bahan baku obat, di Indonesia.
"Menko (Darmin) bilang supaya Jerman membantu investasi di industri bahan baku obat-obatan," kata Rizal seusai mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerima kedatangan Menteri Pangan dan Pertanian Jerman Cristian Schmidt di Jakarta, Senin.
Rizal mengatakan investasi Jerman tersebut sangat bermanfaat untuk menurunkan harga obat-obatan, apalagi dalam revisi Daftar Negatif Investasi (DNI), pemerintah telah membuka kesempatan asing untuk terlibat dalam industri farmasi.
"Menteri Pangan dan Pertanian akan menyampaikan kepada Kanselir untuk berbicara kepada investor yang berkaitan dengan obat-obatan. Kita sudah melakukan revisi DNI boleh 100 persen asing, jadi ini peluang untuk memperkuat industri obat-obatan, supaya harganya turun," ujarnya.
Selain itu, kata dia, dalam pertemuan tersebut, juga dibahas mengenai kualitas produk kayu Indonesia yang terjamin untuk diekspor ke pasar Eropa, serta telah memiliki sistem verifikasi dan legalitas kayu yang memadai.
"Pemberlakuan izin FLEGT bagi kayu bisa diberlakukan segera tahun ini. Kita jadi bisa ekspor ke sana dan tidak ada halangan, karena eksportir terdaftar sebanyak 98 persen sudah bersertifikat. Ini kemajuan bagi produk hasil hutan kita," kata Rizal.
Rizal menambahkan pertemuan itu juga membahas mengenai kelanjutan prospek kemitraan ekonomi kompehensif Indonesia dengan Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA) yang saat ini masih dalam proses negosiasi.
"Tim perunding dari Indonesia masih akan bertemu dengan tim perunding Uni Eropa untuk membahas kemitraan ekonomi ini. Kalau bisa disepakati, perjanjian ini berlaku untuk 28 negara Uni Eropa termasuk Jerman," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pangan dan Pertanian Jerman Cristian Schmidt bertemu dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk membahas mengenai isu kampanye hitam produk CPO Indonesia di pasar Eropa dan investasi produk susu Jerman ke Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News